Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ribuan Orang Nonton BEC

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ribuan-orang-nonton-bec

Digeber Siang Ini, Sebar 5.000 Undangan

BANYUWANGI – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) tahun ini akan membawa nuansa romantisme legenda asal-muasal Banyuwangi. Mengangkat tema The Legend of Sritanjung Sidopekso, parade kostum termegah di Banyuwangi ini akan  menghadirkan ratusan talent yang memeragakan ragam busana tokoh legenda  Banyuwangi, yaitu Sritanjung, Sidopekso,  dan Sulahadikromo.

Siang ini (12/11) ribuan pasang mata akan menyaksikan salah satu agenda   paling diminati dari 53 even rangkaian Banyuwangi Festival 2016. Penonton akan disuguhi kisah dalam bentuk tari dan parade kostum tentang kesetiaan seorang Sri Tanjung.

Yaitu istri patih Sidopekso yang merupakan keturunan dari Pandawa yang tinggal di kerajaan di Banyuwangi. Parade diawali dengan tarian gandrung kolosal. Selanjutnya disambung dengan fragmen cerita Legenda Banyuwangi.

Sebelum  fragmen, di barisan awal BEC 2016  dibuka barisan 150 BEC cilik dengan kostum yang menggambarkan keberagaman flora dan fauna  di zaman kerajaan Blambangan lalu dilanjutkan parade talent utama BEC.  Mereka akan berlenggak-lenggok memamerkan busananya dengan iringan musik secara live oleh para pemusik tradisional Banyuwangi   dan musisi modern.

Kombinasi musik inilah yang menjadi salah satu keunikan BEC selain kostum yang digunakan. Selain dapat mengkolaborasi musik etnik dan kontemporer, ada ciri  khas musik Oseng yang akan selalu  terdengar dalam alunan lagu.  Ada juga penampilan BEC dari  warga asing.

Selain kostum tokoh  utama, BEC 2016 akan diisi parade  kostum bambu han dycraf khas Gintangan. Di parade ini, mereka akan tampil dengan kostum dari  anyaman bambu yang dikreasikan  menjadi fashion yang unik. “Tentunya akan menambah sema rak   acara, terakhir, akan dimun culkan  sedikit kilasan tentang tema BEC  tahun depan. The Majestic Ijen,”   kata Plt. Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banyuwangi, MY. Bramuda.

Dalam legenda, Putri Sri Tanjung digambarkan sebagai seorang wanita berparas cantik yang halus  tutur kata dan sikapnya. Pada perhelatan BEC siang ini, sosok  Sri Tanjung akan ditampilkan  dalam balutan busana seorang  putri lengkap dengan selendang  dan mahkota yang dihiasi untaian bunga melati dengan dominasi warna hijau dan emas.

Selanjutnya, Patih Sidopekso dalam BEC akan ditampilkan sebagai seorang patih kerajaan yang kuat dan tangguh. Dalam  balutan dominasi warna merah  dan hitam, kostum akan menampilkan kekuatan karakternya. Selain itu, kostum juga akan dilengkapi dengan aksesoris senjata sebagai simbol seorang pemimpin prajurit.

Sedangkan Raja Sulah Hadi Kromo akan ditampilkan dalam  balutan busana yang menampilkan sosok seorang raja yang gagah. Dalam BEC, kostum raja didesain dalam busana kebesaran berupa jubah kerajaan yang dilengkapi dengan mahkota dengan dominasi warna biru.

“Inspirasi kita seluruhnya sesuai  dengan legenda Sri Tanjung. Bahkan sebelumnya untuk memperoleh aura dari legenda ini   seluruh panitia kita ajak ke sumur Sri Tanjung. Lima ribu tiket undangan sudah kita sebar. Seluruhnya akan datang untuk menyaksikan  BEC kali ini,” ungkapnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, even BEC adalah wujud konsistensi terhadap budaya lokal dalam  Banyuwangi Festival. Karena itu BEC digelar secara tematik tiap tahunnya dengan berpijak pada  budaya lokal. Setelah tahun-tahun  sebelumnya sempat mengangkat  gandrung, barong oseng, seblang,  adat kemanten oseng, tahun ini kami persembahkan kisah legenda asal mula Banyuwangi.

“Tema karnaval yang kami angkat adalah tradisi lokal masyarakat Banyuwangi. Contohnya tahun ini yang sengaja mengangkat legenda asal mula Banyuwangi.  Di awal acara nantinya, akan   disuguhkan fragmen yang mengisahkan legenda Putri Sri Tanjung,” jelas Anas.

Sementara itu, untuk mematangkan persiapan, kemarin sore para peserta BEC melakukan geladi bersih di Jalan Veteran, depan SDN  Kepatihan. Meski sempat diguyur  hujan hingga sore hari, namun  BEC terus melakukan grladi bersih yang melibatkan hampir seluruh  penari.

“Yang terakhir ini ada penari akan dilihat bagaimana mereka berjalan di atas catwalk, meskipun tidak menggunakan kostum,’’ ujar salah seorang tim juri, Bambang  Lukito. (radar)