BANGOREJO-Situasi politik yang memanas di kalangan elite dan isu perpecahan di masyarakat, ternyata mendapat perhatian serius dari umat Hindu yang ada di pelosok. Mereka menggelar doa bersama untuk tetap keharmonisan dalam berbangsa.
Itu seperti yang dilakukan oleh umat Hindu yang ada di Kecamatan Bangorejo kemarin (5/5). Dalam rangka peodalan Pura Dharma Marga di Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, mereka mengajak untuk melaksanakan tri hitakarana.
“Kini kita tengah mengalami godaan,” cetus pengamong Pura Dharma Marga, Sudarsono, 59. Godaan yang kini menimpa masyarakat Indonesia, terang dia, itu termasuk cukup besar karena bisa mengancam persatuan bangsa.
“Kita harus meningkatkan srada (iman) dalam diri,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (5/5). Untuk umat Hindu, terang dia, di kenal konsep tri hitakarana yang menjadi pegangan dan acuan dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat.
Konsep itu merupakan tiga aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan sang pencipta, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan makhluk selain manusia. “Trihitakarana itu mengatur kehidupan kita,” jelasnya.
Dengan trihitakarana itu, terang dia, segala fenomena yang muncul di permukaan harus disikapi secara arif dan lapang dada. Sehingga, tidak menimbulkan gejolak yang mencolok saat perbedaan itu muncul.
“Kalau ajaran itu semua bagus, tapi ini manusianya,” jelasnya. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Bangorejo, Wintoyo, mengatakan dalam menjalani trihitakarana itu seseorang dalam hidup bermasyarakat semestinya menganut trikayaparisudha, yakni berpikir positif, berucap baik, dan berperilaku baik kepada orang lain. Sehingga, pengaruh buruk yang muncul dari dalam diri bisa diminimalkan.
“Makanya dalam piodalan ini kita serukan untuk melaksanakan tri hitakarana,” ungkapnya. (radar)