PURWOHARJO – Wana Wisata Grajagan yang berada ada di wilayah Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, dan pernah popular di akhir tahun 1960-an dan 1990-an, kini seperti ditinggal oleh pengunjung.
Kawasan wana wisata milik Perhutani (KPH) Banyuwangi Selatan dengan menyuguhkan pesona pantai dan pegunungan itu, kini setiap hari hanya dikunjungi puluhan orang. Saat hari libur, juga kurang diminati pengunjung. “Tiketnya mahal,” cetus Zakaria, 40, salah satu pengunjung asal Surabaya.
Zakaria mengaku saat masuk ke Wana Wisata Grajagan itu ditarik tiket masuk Rp 12.500 per orang. Tiket sebesar itu, dianggap terlalu mahal di bandingkan tiket masuk di tempat wisata lainnya di wilayah Banyuwangi selatan. “Sudah sampai sini, mau gimana lagi,” ujarnya.
Harga tiket yang dianggap mahal itu, terang dia, tidak sebanding dengan fasilitas dan lokasi wisata. Baginya, Wana Wisata Grajagan itu tidak ada yang istimewa. “Toilet tidak ada, tempat bermain anak tidak terawat,” ungkapnya.
Harga tiket masuk yang mahal, lanjut dia, sebenarnya tidak masalah jika itu diimbangi dengan fasilitas dan sarana wisata yang memadai. Sedang Wana Wisata Grajagan, sepertinya tidak dirawat dengan baik. “Pengunjung tidak keberatan tiket masuk mahal, tapi juga harus bagus,” cetusnya.
Pengunjung lainnya, Masruroh, 35, asal Kecamatan Bangorejo itu mengaku di Pantai Grajakan tidak ada perubahan yang berarti dibanding saat dirinya masih remaja dulu. “Tidak banyak berubah, hanya hotelnya terlihat baru,” ujarnya.
Sementara itu, pengelola Wana Wisata Grajagan, Joko Prakoso, saat dikonfirmasi mengaku pengunjung yang sepi itu bukan karena harga tiket masuk yang mahal. Sebab, harga tiket masuk Rp 12.500 itu sebenarnya hanya diberlakukan pada akhir pekan, seperti Sabtu dan Minggu. ”Selain Sabtu dan Minggu, harga tiket masuk hanya Rp 7.500 per orang,” jelasnya.
Joko menyebut pengunjung di Wana Wisata Graiagan ini menurun sejak munculnya destinasi wisata baru di wilayah Banyuwangi yang lebih menarik, dan tidak dikenakan tiket masuk, seperti pantai Pulau Merah, Teluk Ijo, dan Pantai Wedi Ireng.
“Kami bisa memaklumi jika pengunjung makin menyusut, dulu ramai karena belum ada lainnya,” dalihnya. (radar)