Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Fenomena Cairan Merah Darah Pantai Grajagan Banyuwangi, Begini Penjelasannya

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Tangkapan layar pantai merah darah.

Cairan merah seperti darah segar keluar dari pesisir Pantai Grajagan Banyuwangi.

Fenomena ini pun viral di media sosial dan menjadi perbincangan netizen.

“Heboh, Pantai Gerajakan keluar darah segar. Atau di sini udah ada yang pernah melihat seperti ini, Apa ya?” unggah akun andreli48 di Instagram, Selasa 3 Agustus 2021.

Beberapa netizen mencoba menanggapi fenomena tersebut.

Akun caizartaurora menyebut fenomena tersebut diakibatkan populasi alga merah atau jenis plankton lainnya.

“Biasanya warna merah pada perairan itu berasal dari populasi alga merah atau jenis plankton lainnya. Hanya sedikit pengetahuan,” tulis akun caizataurora di kolom komentar.

“Iya di ilmu saints begitu. Bukan darah. Perubahan warna air laut menjadi merah itu terjadi karena ledakan populasi alga merah atau plankton lainnya secara berlebihan di perairan,” tulis akun lestari_wendha.

Dosen Kelautan Universitas Jember, Wazirotus Sakinah fenomena cairan darah merah di pantai Grajagan tersebut belum bisa dipastikan berasal dari alga merah.

Pasalnya, cairan merah darah itu hanya muncul di beberapa titik saja.

“Sekilas dari video tersebut, kalau cairan merahnya gitu aja, belum bisa mastikan ya. Kalau misalkan dipermukaan lautnya ada warna merah yang lain itu mungkin bisa fenomena red tide atau harmfull algae blooms.

Itu memang dikarenakan populasi berlebih alga merah,” kata Wazirotus.

Selain warna merah yang massif di permukaan latu, ciri-ciri lain fenomena red tide yakni ikan yang berada di area ride tide banyak yang mati.

“Fenomena red tide inikan beracun. Jadi biasanya banyak ikan-ikan yang mati jika memang itu fenomena red tide,” imbuhnya.

Namun, jika cairan merah darah yang muncul hanya di beberapa titik saja dan tidak menyebabkan permukaan air laut berwarna merah secara massif, maka harus dilakukan penelitian lebih lanjut.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudera mengaku sudah memperoleh informasi terkait fenomena cairan darah di Pantai Grajagan.

“Ini saya mau ke sana (Pantai Grajagan) untuk memeriksa. Bisa jadi fenomena itu karena ada alga atau plankton yang mati. Sehingga terjadi fenomena red tide. Informasinya baru di Pantai Grajagan saja, di tempat lainnya belum ada,” kata Suryono.

Diakui Suryono, fenomena red tide ini biasa terjadi saat perubahan musim. Hal tersebut dikarena perbedaan suhu di dasar dan permukaan laut.

“Kayak gitu itu sering terjadi karena perubahan musim, sehingga plankton mati. Ini terjadi karena upwelling, yakni ada arus vertical dari dasar laut menuju permukaan karena perbedaan suhu,” tegasnya.

Fenomena red tide, kata Suryono, sangat berbahaya bagi ekosistem biota laut. Sebab, fenomena tersebut biasanya mengeluarkan zat ammonia yang mengakibatkan ikan-ikan di area tersebut mati.

“Ini akan kita cek, karena khawatir kejadian itu mengeluarkan ammonia. Ini bisa menjadi racun bagi biota yang ada di sana,” imbuhnya. (ozi/kal)

Sumber : https://nusadaily.com/regional/fenomena-cairan-merah-darah-pantai-grajagan-banyuwangi-begini-penjelasannya.html