Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Wukuf Tuntas, Cukur Gundul

Jamaah haji dari kloter 37 usai melaksanakan tahalul.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Jamaah haji dari kloter 37 usai melaksanakan tahalul.

MAKKAH – Usai melaksanakan wukuf di Arafah dan melempar jumroh aqobah, jamaah haji langsung melakukan tahalul, yakni mencukur gundul kepala mereka. Jamaah dari kloter 37 sudah tuntas melaksanakan lontar jumroh aqobah.

Setelah beristirahat sejenak, jamaah melaksanakan tahalul awal, yakni mencukur rambut, terutama jamaah laki-laki. “Kami jamaah laki-laki ramai-ramai mencukur rambut secara bergantian,” ujar Untung Sugianto, salah seorang jamaah dari Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh.

Tahalul berarti boleh atau diperbolehkan. Dengan demikian, tahalul adalah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan selama ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahalul, yakni mencukur atau memotong sedikitnya tiga helai rambut. Bercukur merupakan salah satu amalan haji atau umrah.

Bercukur atau biasa disebut tahalul dilakukan dengan cara menggunting minimal tiga helai rambut, dan disunahkah mencukur seluruh bagian rambut kepala hingga bersih atau gundul.

Bila seseorang sudah tahalul awal, maka telah terbebas dari larangan-larangan ihram, kecuali melakukan hubungan suami istri. Tahalul ada dua macam yakni tahalul awal dan tahalul tsani atau kubra.

Tahalul awal, melepaskan diri dari keadaan ihram setelah melakukan dua di antara tiga perbuatan alternatif, yakni melontar jumrah Aqabah dan bercukur, melontar jumrah Aqabah dan tawaf Ifadah, serta tawaf lfadah, sa’i dan mencukur.

Sedangkan tahalul sani atau kubta adalah melepaskan diri dari keadaan ihram setelah melakukan ketiga ibadah secara lengkap yaitu melontar jumrah Aqobah, bercukur, tawaf ifadah dan sa’i.

“Saya juga kaget, setelah melaksanakan lempar jumrah, jamaah laki-laki dari kloter 37 semuanya sudah gundul plontos,” terang Zoroida lmawan, jamaah haji yang tergabung dalam KBIH Khoiru Ummah.

Sementara itu. petugas kloter mulai bisa bernapas lega usai pelaksanaan puncak haji di Armina yang dinilai sangat menguras tenaga. Apalagi dengan banyaknya jamaah yang berstatus risiko tinggi (testi) dan sebelumnya sempat dirawat secara intensif.

Belum lagi di Arafah yang begitu panas dengan berbagai rintangan yang cukup melelahkan. Akibat cuaca yang panas beberapa jamaah terpaksa mendapatkan infus di dalam tenda, maupun dalam tenda khusus penanganan orang-orang sakit.

Tekad jamaah yang ingin tetap bertahan dalam tenda hingga Wukuf selesai, dengan mendengarkan khutbah Wukuf dari khotib yang bercucuran keringat juga menyebabkan petugas kloter larut dalam khidmad doa.

“Baru nanti malam (kemarin malam) kami jamaah melaksanakan tawaf ifadah,” tandas Zuroida. (radar)