MAKKAH – Detik-detik menjelang kepulangan menuju tanah air, jamaah haji asal Banyuwangi memanfaatkan waktu luang dengan melaksanakan ibadah umrah sunah. Mereka melaksanakan umrah sunah dengan miqat dari Tan’im, ada juga yang miqat dari Ji`ranah dan Hudaibiyah.
Tim liputan haji Jawa Pos Radar Banyuwangi, Mustain Hakim yang juga ketua kloter 36 Surabaya dan Makkah melaporkan, kondisi kesehatan jamaah masih sehat, meski sebagian terserang flu dan batuk.
Namun demikian, tidak mengganggu kegiatan para jamaah yang memanfaatkan waktu luang menjelang kepulangan ke tanah air dengan tetap memperkuat melaksanakan ibadah sunah, salah satunya umrah.
“Tadi malam (Jumat malam), jamaah melaksanakan umrah dengan miqat di Tan’im,” ujar Mustain. Tidak hanya melaksanakan umrah, para jamaah juga menunaikan ibadah sunah seperti memperbanyak zikir, Khataman Alquran, dan amalan sunah lainnya Tidak sedikit pula jamaah yang mulai dilanda rasa kangen, rindu dengan keluarga di rumah.
Bahkan, saat memanjatkan doa para jamaah juga menitikkan air mata dengan perasaan haru dan berat hati karena sebentar lagi jamaah akan menunaikan Baitullah. Sementara itu, mulai Sabtu (9/9) jatah makan yang disediakan pemerintah oleh pihak hotel sudah resmi dihentikan.
Tak pelak, selama 10 hari ke depan hingga menjelang pulang pada 17 September mendatang, para jamaah harus memasak sendiri di restoran hotel, atau membeli makanan yang banyak dijual oleh pedagang kaki lima (PKL) di sekitar hotel.
Sementara itu, Susi Yurida Irawati melaporkan, jamaah tidak terlalu kerepotan meski jatah makan sudah dihentikan, karena jamaah masih bisa memasak sendiri di restoran hotel. Tetapi ada juga yang masak di dalam kamar dengan menggunakan magic com yang dibeli jamaah di Arab Saudi.
Sebetulnya, menanak nasi di dalam kamar tidak diperbolehkan oleh pihak hotel. Namun, masih ada jamaah yang bandel dengan memasak secara sembunyi- sembunyi di dalam kamar hotel.
Akibatnya, alarm hotel sering berbunyi akibat adanya suhu panas yang ditimbulkan dari api yang berada di dalam kamar hotel. “Jadi, alarm penanda kebakaran berbunyi jika masak di dalam kamar. Jika ketahuan oleh pihak hotel, biasanya magic com akan disita dan diamankan. Jadi untuk memasak, jamaah harus di sekitar restoran yang telah disediakan pihak hotel,” jelas Susi Yurida. (radar)