PESANGGARAN – Sehari setelah aksi massa menolak penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, wilayah Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kondisi mulai berangsur normal kemarin (20/10).
Tetapi, aparat kepolisian terlihat masih siaga di sekitar area tambang itu. Malahan, kepolisian meningkatkan pengamanan dengan mendatangkan satu kompi Brimob dari Polda Jatim. Semua anggota lengkap senjata laras panjang itu ditempatkan di sekitar pantai Pulau Merah.
Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama, melalui Kasubag Humas Polres Banyuwangi, AKP Subandi, mengatakan pengerahan personel Brimob itu untuk memperkuat pengamanan yang telah siaga sebelumnya. “Ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya aksi massa lanjutan,” katanya.
Semua anggota Brimob itu, terang dia, akan bertahan di sekitar pantai Pulau Merah hingga suasana dipastikan kondusif seperti semula. “Tergantung kondisinya, mungkin sekitar tiga hari,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Genteng.
Sementara itu, meski suasana di sekitar penambangan emas Tumpang Pitu sudah berangsur normal, sejumlah warga masih terlihat sering berkumpul di simpang tiga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Mereka masih terus mengawasi truk material proyek tambang emas. “Truk dikawal polisi,” cetus Rohman, 26, salah seorang warga setempat. Poster bertulisan penolakan terhadap tambang emas Tumpang Pitu masih terpasang di sekitar simpang tiga tidak jauh dari kantor Kecamatan Pesanggaran itu.
Aktivitas pekerja tambang emas tampak lengang. Pekerja yang biasa berseliweran di lapangan siang kemarin tidak terlihat. Tetapi, suasana di kantor tambang emas PT. BSI di dekat pintu masuk Pulau Merah tidak beda dengan hari biasa.
“Aktivitas di lapangan sementara memang diliburkan sambil menunggu suasana kondusif,” terang Abdul, salah satu karyawan PT. BSI. (radar)