BANYUWANGI – Belasan Petugas Pengawas Lapangan (PPL) asal Kecamatan Licin, Giri, Glagah, dan Kabat, menggeruduk kantor Panitia Pengawas Pemilu (panwaslu) Banyuwangi kemarin (18/11). Kedatangan mereka ke kantor lembaga penyelenggara Pemilu di Jalan dr. Soetomo, Banyuwangi, itu untuk mempertanyakan honor empat bulan yang belum terbayar.
Uniknya, dalam aksi tersebut mereka menyerahkan pentang (rotan pelindung bocah yang baru dikhitan agar terhindar dari gesekan dengan sarung) kepada ketua Panwaslu Banyuwangi, Rorry Desrino Purnama. Penyerahan pentang tersebut sebagai gambaran hak mereka yang telah disunat Salah satu personel PPL, Ismail mengatakan, hingga saat ini ada 217 PPL seantero Banyuwangi yang belum menerima honor sejak Mei hingga Agustus 2013.
Mereka baru menerima honor September sebesar Rp 500 ribu. Padahal, kontrak kerja yang mereka tanda-tangani terhitung sejak Mei. “Sudah enam bulan kami mengawal Daftar Pemilih Tetap (DPT),” ujarnya. Amugi, personel PPL asal Desa Tamansari, Kecamatan Licin menambahkan, dia dan sejumlah rekannya datang ke kantor Panwaslu Banyuwangi untuk meminta klarifikasi terkait honor yang tidak seimbang antara Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) dengan PPL.
Di katakan, Panwascam telah me nerima honor selama enam bulan, sedangkan PPL sebagai ujung tombak Panwaslu dalam mengawal DPT baru menerima tunjangan satu bulan. Para personel PPL tersebut me nuntut Panwascam dan Pa n waslu memperjuangkan hak yang belum mereka terima tersebut. Bila tidak, mereka mengancam memboikot rapat pleno penetapan DPT akhir Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014.
Dikonfirmasi di tempat yang sama, ketua Panwaslu Rorry mengaku baru mendengar adanya 217 personel PPL yang tidak mendapat honor selama beberapa bulan tersebut. Dikatakan, kewenangan pengelolaan anggaran berada di tangan sekretariat Panwaslu. “Tetapi, saat ini sekretariat Panwaslu sedang di luar kota,” kata dia. Rorry berjanji akan berkoordinasi dengan Sekretariat Panwaslu Banyuwangi terkait ratusan PPL yang belum menerima honor tersebut. (radar)