SEMPU – Cuaca ekstrim dengan curah hujan yang cukup tinggi, membuat petani cabai yang ada Dusun Genitri, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu banyak yang merugi. Sebab, banyak dari tanamannya mati, kemarin.
Salah satu petani cabai, Luluk Hari Yanto, 48, mengatakan curah hujan yang tinggi selama dua pecan terakhir, membuat tanaman cabai miliknya rusak. “Hampir setiap hari turun hujan,” katanya.
Gara-gara hujan deras itu, terang dia, tanaman cabai miliknya banyak yang mati. Tanaman cabai seluas 1/8 hektar, hamper tidak ada yang tersisa. “Tanaman cabai seluas itu semuanya rusak dan mati,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Yang mengenaskan, terang dia, cabai yang sudah berwarna merah dan siap dipanen akhirnya juga rusak. Belum lagi cabai yang masih hijau, kini banyak yang bintik-bintik kehitaman. “Yang merah layu, yang hijau ada bercak hitamnya,” jelasnya.
Petani cabai lainnya, Turiyo, 52, mengatakan tanaman cabai miliknya yang sudah siap dipanen, kini banyak yang mati lantaran curah hujan yang sangat tinggi. “Dua pecan terakhir setiap hari hujan, kerugian sekitar Rp 10 juta,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, lanjutnya, cabai yang sudah hampir memasuki masa panen juga tidak bisa dijual karena layu. “Semuanya tidak bisa dijual, untuk kembali modal saja sudah tidak mungkin,” terang warga Dusun Kumbo, Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh tersebut.
Selama ini, lanjut dia, para petani sudah melakukan antisipasi dengan melakukan penyemprotan setiap tiga hari sekali. Tapi, tanaman cabai tetap tidak bisa diselamatkan. “Penyemprotan tidak mempan,” ungkapnya.