BANYUWANGI – Peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun ini terasa berbeda di Banyuwangi. Khususnya bagi para karyawan yang mengurusi Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria. Tidak hanya tabur bunga, berbagai kegiatan mulai dari apresiasi hingga tahlilan akbar digelar di lokasi ini.
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan di TMP kali ini paling ramai. Jika biasanya kegiatan didominasi pejabat pemkab dan kalangan veteran, tahun ini keterlibatan masyarakat umum lebih banyak.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Edy Supriyono melalui Kasi Penanganan Bencana Dinsos Ripai mengatakan, jumlah kunjungan elemen masyarakat yang datang ke TMP untuk berdoa lebih banyak.
”Tahun ini dari bank ada. Dari NU juga ada. Anak sekolah juga ada,” jelasnya.
Dikatakan, ramainya kegiatan tersebut menandakan kesadaran masyarakat terhadap jasa pahlawan semakin tinggi.
Yang menarik, tahun ini juga dilakukan kegiatan pembacaan ayat suci Alquran. Menurutnya, kegiatan ini bisa dibilang pertama kali. Dia berharap, ke depan kegiatan semacam ini bisa dilakukan secara rutin. ”Ya ini khataman pertama kali,” terang Ketua Lakpesdam NU Banyuwangi ini.
Zainal Mustofa, salah satu panitia khataman mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar kegiatan doa bersama yang disertai khataman. Menurutnya, doa yang dikirimkan untuk para pejuang dan pahlawan biar lebih lama. Hal ini dilakukan agar kegiatan semacam tabur bunga agar semakin lengkap dengan disertai doa.
”Tabur bunga sudah baik, kita melengkapi,” jelasnya.
Sementara itu, selama seharian kemarin (10/11), Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria Banyuwangi ramai menjadi jujugan warga. Baik perorangan maupun dari kelompok. Kedatangan mereka tidak lain untuk berziarah di rumah terakhir para pejuang itu. Hal ini bersamaan dengan momen hari pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
Bambang Suminto adalah salah satu warga yang menyempatkan datang ke TMP. Kedatangan pensiunan Perhutani ini untuk mengisi momen Hari Pahlawan. Selain itu juga untuk melihat secara langsung tempat pamannya dimakamkan.
”Ini makam paman saya,” ucap Bambang sembari menunjuk makam yang tertera nama Pelda Ismangon pada batu nisannya.
Warga yang tinggal di Perumahan Mendut ini mengungkapkan, semasa hidupnya pamannya merupakan TNI yang bertugas di Kesatuan Yonif 510 yang pernah berkedudukan di daerah Sukowidi, Kalipuro. Hal itu pula yang menjadi alasan lokasi pemakaman ditempatkan di TMP.
”Dulu beliau juga ikut berjuang untuk negara ini,” terangnya.
Menurutnya, banyak juga di antara pejuang kemerdekaan yang dimakamkan tanpa identitas yang jelas dan asal muasalnya. Mereka bersama-sama pejuang lain dari berbagai kesatuan ikut bersama-sama merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kalangan muda harus mengapresiasi dan meneladani kesungguhan para pahlawan dalam berjuang untuk bangsa.
”Pejuang yang tidak ada namanya juga banyak,” terangnya.