Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hari Wijaya Tepis Keraguan Publik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Hiruk pikuk seputar Persewangi masih terus bergulir hingga kemarin. Tapi, kegaduhan itu tidak membuat Hari Wijaya, sebagai ketua Persewangi, merasa bingung. Dia tampaknya tidak terlalu menghiraukan  seputar masa depan Persewangi  yang diragukan banyak kalangan.

Saat ini, Persewangi tengah mempersiapkan diri dalam menyongsong Piala  Gubernur Jatim.  Hari Wijaya mengatakan, saat ini Persewangi telah membentuk skuad untuk  tampil dalam Piala Gubernur usia  dini yang diselenggarakan Asosiasi  PSSI Provinsi (Assprov) Jatim.

‘’Kita siap-siap tampil menghadapi Piala Gubernur U-15 dan U-17,’’ jelasnya.  Menurut dia, dua tim proyeksi itu  telah terbentuk berdasar dengan seleksi. Saat ini, para pemain telah  melakukan latihan serius demi tampil  maksimal dalam even tersebut.

‘’Kita ini tim profesional, wajib turnamen usia dini,’’ jelasnya.  Sedianya, even tersebut menggunakan sistem home turnamen. Persewangi  masih menunggu kepastian  soal stadion yang dijadikan pusat  pertandingan zona timur. ‘’Informasinya  dimainkan di Lumajang.

Jadwalnya Oktober ini, tapi kita masih menunggu kepastiannya kapan,’’ paparnya. Dia tidak terlalu menanggapi serius soal sorotan terkait dengan Persewangi. Menurut dia, selama ini Persewangi telah menjalankan roda organisasi  secara profesional.

‘’Kompetisi tiga  tahun ini kita ikut terus dan tidak ada  masalah,’’ dalihnya.  Soal prestasi, Hari menyebut, jika Persewangi tetap eksis dan cukup berprestasi. Misalnya, saat Persewangi lolos 16 besar pada musim 2014 lalu.  ‘’Hanya tiga tim dari Jatim yang lolos  16 besar.

Itu apa bukan prestasi,’’ selorohnya. Mengenai masalah terlambat pembayaran  gaji, diakuinya memang hal itu memang terjadi di Persewangi.  Tapi, dia menegaskan, bahwa kondisi  tersebut bukan hanya menimpa di  Persewangi semata. ‘’Itu bukan Persewangi, tim lain juga begitu,’’ paparnya.

Untuk mengatasi masalah itu, manajemen tentu akan bekerja sama dengan suporter. Dia mencontohkan, PSS  Sleman itu yang menghidupi adalah  suporter mereka. ‘’Artinya, suporter membeli tiket profesional,’’ katanya.  Artinya, kata Hari, kalangan suporter tidak meminta diskon saat Persewangi  bermain di kandang.

Tapi, suporter tidak harus masuk dalam manajemen. ‘’Kita masih menata dengan para suporter,’’ pungkasnya.  Dia membuka lebar-lebar jika ada pihak yang ingin bergabung untuk  mengelola Persewangi. ‘’Silakan yang  masuk gabung. Jadi manajer boleh, silakan,’’ ajaknya. (radar)