Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kendaraan Padati Ketapang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Calon-penumpang-yang-mengendarai-sepeda-motor-antre-masuk-kapal-di-parkiran-pelabuhan-ASDP-Desa-Ketapang,-Kecamatan-Kalipuro-siang-kemarin.

Antre Masuk Kapal Pasca Bali Nyepi

KALIPURO – Setelah dibuka kembali pasca Hari Raya Nyepi Rabu (10/3), kemarin jalur pelayaran Ketapang-Gilimanuk kembali padat. Penumpukan kendaraan tampak terjadi di halaman  parkir Pelabuhan ASDP dan LCM Ketapang.

Kantong-kantong parkir yang disediakan tampak full kendaraan yang hendak menuju Bali. Berdasar data pihak ASDP Ketapang, jumlah kendaraan yang menuju Bali sejak pelabuhan dibuka mulai pukul 06.00 kemarin cukup banyak.

Jumlah kendaraan roda empat yang menyeberang  mencapai 2.500 unit, sedangkan  kendaraan roda dua ada sekitar 2.000 kendaraan. Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah kendaraan sebelum Nyepi lalu  masih terlihat lebih sedikit.

”Belum semua balik ke Bali,” kata Wahyudi Susianto, manajer operasional ASDP Ketapang. Wahyudi menambahkan, jumlah  kendaraan roda dua yang  me nuju Jawa dari Pelabuhan Gilimanuk sebelum Nyepi—tepatnya 7-8 Maret—mencapai  15.000 unit.

Roda dua yang menyeberang ke Pulau Jawa mencapai 9.000 unit. ”Antrean  roda empat di Ketapang prediksi akan terus berlangsung hingga dua hari lagi. Roda dua masih  terus kemungkinan sampai hari Minggu,” tambahnya.

Pada H+1 Nyepi kemarin kapal yang beroperasi lebih sedikit  diban dingkan hari biasa. Kemarin  hanya ada sekitar 24 kapal yang beroperasi. Hal itu terjadi lantaran satu   ermaga di ASDP Ketapang, yakni dermaga pontoon, tidak beroperasi karena mengalami kendala sejak Rabu sore (9/3).

Sampai sore kemarin perbaikan  dermaga itu masih terus dilakukan. Dengan tidak beroperasinya  dermaga ponton, berarti hanya ada enam dermaga yang beroperasi.  Tiga dermaga MB di ASDP  Ketapang dan tiga dermaga di LCM Ketapang.

”Salah satu penyangga landasan ramp door  der maga ponton ada yang patah  dan harus segera diperbaiki. Nanti sore (kemarin) harus selesai,” tegas Wahyudi. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, halaman parkir pelabuhan ASDP Ketapang  memang tampak penuh.

Kendaraan roda empat mendominasi antrean. Di Pelabuhan LCM juga  demikian, antrean kendaraan, terutama truk, sampai mengular di jalan raya tepatnya di depan pintu keluar ASDP Ketapang. Jalur menuju Pelabuhan ASDP Ketapang dialihkan ke Jalan Lingkar Ketapang oleh Polres Banyuwangi demi mengantisipasi  kemacetan.

Kantong-kantong parkir, seperti di Terminal Sri Tanjung dan Pelabuhan  Tanjung Wangi, juga tampak dipenuhi kendaraan,  terutama truk. Kendaraan pribadi  tampak juga antre di kantong parkir di lapangan Stasiun Kereta Api (KA) Banyuwangi.

”Antrean hanya ada di kantong-kantong parkir. Jadi, kalau pelabuhan ada yang kosong, kendaraan di kantong parkir kita keluarkan agar tidak ada antrean di jalan raya,” jelas Kapolsek Kawasan Tanjung Wangi,  AKP Hadi Siswoyo.

Sementara itu, kapal yang beroperasi di LCM Ketapang hanya 7 unit dengan rincian enam kapal  jenis kapal motor penumpang (KMP) dan hanya satu kapal jenis landing craft tank (LCT), yakni  LCT Pancar Indah. ”Kalau ponton  selesai, bisa tambah kapal yang operasi lima unit. Jadi nanti kalau  sudah selesai bisa 29 kapal,”  pungkas Wahyudi.

Sementara itu, buntut diberlakukannya aturan baru bahwa kapal jenis landing craft tank  (LCT) tidak boleh mengangkut penumpang sekalipun sopir dan  kernet membuat kapal jenis LCT  tidak diminati pengguna jasa pelayaran. Pengguna jasa pelayaran, khususnya sopir-sopir truk, lebih memilih menggunakan jasa KMP di Pelabuhan LCM  Ketapang karena mereka bisa satu atap dengan kendaraan.

Dengan tidak ada satu pun kapal jenis LCT yang beroperasi di Pelabuhan LCM Ketapang, berarti hanya ada enam kapal yang beroperasi di Pelabuhan LCM Ketapang, yakni KMP Labrita Adinda, KMP  Trisakti Elfina, KMP Dharma Ferry I, KMP Trans Jawa, KMP Jambo 9,  dan KMP Agung Samudra.

Keluarnya kapal jenis LCT dari lintasas Pelabuhan LCM Keta pang itu terjadi  sejak adanya aturan bahwa kapal LCT hanya boleh mengangkut penumpang dan barang. Kepala Kantor Unit Pelabuhan Penyeberangan (KUPP) Kelas III  Ketapang, Ispriyanto, melalui wakilnya, Widodo, mengatakan banyaknya kapal LCT yang keluar dari lintasan itu memang disebabkan  sedikitnya pengguna jasa naik kapal jenis LCT.

Para sopir dan kernet lebih memilih naik kapal KMP karena bisa satu atap dengan  kendaraan yang mereka bawa. ”LCT banyak keluar lintasan sejak ada aturan kalau LCT hanya boleh mengangkut kendaraan dan barang,” terang Widodo.

Dengan berkurangnya jumlah armada di Pelabuhan LCM Ketapang jelas dirasa tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang mengalir ke  Pulau Bali dan sebaliknya. Idealnya di Pelabuhan LCM Ketapang kapal yang beroperasi harus 10–12 unit. Sementara itu, saat  ini hanya enam kapal yang  beroperasi.

”Tadi (kemarin) sampai  pukul 13.00 LCT Pancar Indah beroperasi. Tapi karena tidak  ada yang naik, akhirnya LCT Pancar Indah keluar lintasan.  Di LCM sekarang tinggal KMP  yang operasi,” jelas.

Sekadar diketahui, sejak adanya musibah tenggelamnya KMP Rafelia II pihak Kementerian Perhubungan mengeluarkan aturan secara tiba-tiba, yakni  kapal jenis LCT tidak boleh lagi  mengangkut penumpang sekalipun itu sopir dan kernet. Aturan  itu diterapkan sejak pukul 09.00 (7/3) lalu. (radar)