DPT 1,3 Juta, yang Hadir 777 Ribu Orang
BANYUWANGI – Setelah terus menanjak dalam dua kali pemilihan umum (pemilu) terakhir, angka partisipasi pemilih pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 anjlok.
Diantara 1.303.877 jiwa yang terdaftar, jumlah warga yang menggunakan hak pilih pada pesta demokrasi memilih bupati dan wakil bupati periode lima tahun ke depan itu ‘hanya’ sebanyak 777.239 orang atau sebesar 59,47 persen.
Tingkat kehadiran pemilih 59,47 persen itu meleset dari target KPU RI. Target tingkat partisipasi pemilih yang diberikan KPU RI untuk Pilbup Banyuwangi sebesar 77,5%. Dibandingkan tiga pemilu terdahulu, warga yang menggunakan hak pilih pada pilbup kali ini merupakan yang paling rendah.
Catatan Jawa Pos Radar Banyuwangi, tingkat partipasi pemilih pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) jatim 2013 lalu mencapai 63,39 persen. Dari 1.242.589 pemilih yang terdaftar, masyarakat yang menggunakan hak pilih mencapai 787.739 orang.
Pada pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014, tingkat partisipasi pemilih meningkat menjadi 68,11 persen. Kala itu, di antara 1.253.294 pemilih yang terdaftar, pengguna hak pilih mencapai 853.596 orang.
Di tahun yang sama, tepatnya ketika Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 di gelar, tingkat partisipasi pemilih menjadi 71,88 persen. Kala itu, jumlah penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebesar 1.262.168 orang, sedangkan masyarakat yang memanfaatkan hak konstitusionalnya mencapai 907.213 orang.
Namun sayang, partisipasi pemilih pada Pilbup Banyuwangi 2015 turun drastis dibanding 2014 lalu. Pada pesta demokrasi paling akbar tingkat kabupaten tersebut, partisipasi pemilih sebesar 59,47 persen.
Bahkan, meskipun jumlah pemilih yang terdaftar lebih banyak dibandingkan 2013, jumlah pengguna hak pilih pada pilbup tahun ini lebih rendah 10.500 orang. Padahal seperti diketahui, berbagai upaya telah dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyolisialisasikan hajatan demokrasi paling akbar tingkat kabupaten tersebut.
Sosialisasi dilakukan dengan menyasar elemen masyarakat, bahkan hingga ke kalangan pemilih pemula dan pemilih difabel. Sejak beberapa bulan lalu pihak KPU intens menyosialisasikan hajatan Pilbup kepada kalangan organisasi masyarakat (ormas) dan kelompok perempuan.
Pihak KPU juga menyasar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk menyasar pemilih pemula. Bahkan, sosialisasi juga dilakukan ke kalangn penyandang disabilitas. Berbagai upaya yang telah dilakukan tidak berbanding lurus dengan tingkat partisipasi pemilih.
Kuat dugaan, banyaknya warga yang bekerja di luar daerah dan perubahan aturan tentang kampanye menjadi penyebab rendahnya partisipasi pemilih pada Pilbup Banyuwangi 2015. Seperti diketahui, pada pemilihan umum kepda daerah (Pemilukada) serentak tahun ini, pengadaan dan pemasangan alat peraga kampanye (APK) difasilitasi KPU.
Hal ini menyebabkan pasangan calon (padan) maupun tim sukses tidak bisa leluasa melakukan pengadaan maupun memasang atribut kampanye. Namun sayang, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) KPU Banyuwangi, Jamaludin, belum memberikan tanggapan.
Tiga kali panggilan telepon dilayangkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi sejak siang hinga sore kemarin (13/12) belum mendapat tanggapan. Hanya saja, saat dikonfirmasi sehari sebelum Coblosan pilbup digelar, Jamaludin mengatakan KPU dan jajaran di bawahnya, termasuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) telah melaukan sosialisasi secara masif.
“Upaya sosialisasi sudah kami lakukan. Maka kita menunggu hasilnya,” ujarnya Selasa lalu (8/12). (radar)