BANYUWANGI – Dua pasangan calon (paslon) peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 menjalani debat terbuka putaran kedua tadi malam (23/11). Berbeda dengan debat putaran pertama Jumat lalu (20/11), kali ini kedua paslon terkesan lebih enjoy dan lebih menguasai medan.
Menariknya, saking semangatnya menjawab pertanyaan panelis, Calon Bupati (Cabup) Sumantri Soedomo sempat salah sebut nama calon wakil bupati (cawabup) yang berpasangan dengan dirinya. Maksud hari menyebut Sigit Wahyuwidodo, dia justru menyebutkan nama Yusuf.
Padahal, seperti diketahui, Yusuf Widyatmoko adalah cawabup yang berpasangan dengan Abdullah Azwar Anas. Kontan saja, kejadian itu membuat ger-geran tim sukses kedua kubu dan undangan yang hadir di lokasi debat, yakni di Gedung Wanita Paramitha Kencana, Banyuwangi.
Beruntung, Sumantri cepat menyadari selip lidah tersebut dan meralat ucapan dengan menyebutkan nama Sigit. Sementara itu, debat yang dipimpin dua panelis asal kalangan akademisi Bumi Blambangan, yakni Sugihartoyo dan A. Kholid syafaat, tersebut dimulai sekitar pukul 19.45.
Acara itu diawali dengan sambutan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi, Syamsul Ariiin. Dalam sambutannya, Syamsul mengatakan, pihaknya berharap angka partisipasi pemilih pada pesta demokrasi paling akbar tingkat Banyuwangi kali ini mencapai 77 persen.
Oleh karena itu, dia mengingatkan lintas elemen ikut menyosialisasikan Pilbup Banyuwangi 2015 yang bakal digeber 9 Desember mendatang. “Kewajiban sosialisasi bukan hanya ada pada penyelenggara pemilu, tapi juga kewajiban seluruh stakeholder terkaitf ujarnya.
Tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan debat putaran pertama, pasangan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widytatmoko (Dahsyat) masih konsisten menerapkan strategi defensif. Dalam debat putaran kedua di Gedung Wanita tadi malam, Cabup Anas terlihat bersemangat menjelaskan keberhasilan memimpin selama lima tahun.
Pasangan calon (paslon) yang pernah menjabat sebagai bupati dan wakil bupati Banyuwangi periode 2010-2015 tersebut memilih memaparkan hasil kerja selama memimpin Banyuwangi dan program pembangunan jika kembali terpilih sebagai bupati dan wabup periode lima tahun ke depan.
Sebaliknya, kubu Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Su-Si) tetap dengan gaya ofensif seperti halnya debat putaran pertama lalu. Seperti yang ditunjukkan Sumantri saat mengkritisi program bayi lahir procot pulang bawa akta dan pelayanan KTP yang sempat digambar-gemborkan lima menit bisa jadi.
“Persentase masyarakat yang mendapat pelayanan bayi lahir procot pulang bawa akta sangat kecil. Program KTP lima menit jadi, faktanya berhari-hari baru jadi,’ cetusnya. Menanggapi serangan Sumantri, Anas menjelaskan program KTP lima menit jadi pernah digulirkan di tahun 2011 lalu.
Kala itu pelayanan memang bisa diselesaikan dalam lima menit karena pencetakan KTP berbasis kecamatan. ‘Tetapi, saat ini tidak bisa dilakukan. Karena KTP elektronik memerlukan rekonsiliasi data ke pusat yang membutuhkan waktu sampai satu pekan. Juga kerap terjadi kekurangan blangko yang dikirim dari pusat, jelasnya.
Terkait program bayi lahir pulang bawa akta, Anas mengaku hingga saat ini sudah lebih dari 20 ribu bayi menikmati pelayanan tersebut. “Bahkan, program bayi lahir procot pulang bawa akta itu saat ini sedang diverilikasi untuk diikutkan lomba program inovasi tingkat internasional,” terangnya.
Saat mendapat kesempatan menanggapi statemen Anas. Sumantri menuturkan, apa yang dia sampaikan adalah fakta yang dia temukan di lapangan. “Kalau saya melakukan pembohongan, silakan masyarakat tidak memilih saya,” pungkasnya (radar)