Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jamaah BWI Aman dari Tragedi Mina

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MAKKAH – Musibah kembali menimpa jamaah haji yang melaksanakan ibadah lempar jumrah di Mina Kamis (24/9) kemarin. Ratusan jamaah dilaporkan meninggal dunia lantaran terinjak-injak jamaah lain saat prosesi lempar jumrah.

Data terkini, korban meninggal dunia 310 orang. Sedangkan luka-luka sekitar 4oo orang, Bagaimana dengan jamaah haji Banyuwangi? hingga berita ini ditulis (pukul 20.00), masih belum ada laporan jamaah asal Banyuwangi yang menjadi korban atas tragedi lempar jumrah tersebut.

Petugas haji kloter 8 Banyuwangi, Juhdy, membenarkan kabar musibah tersebut.  Dia memastikan jamaah di kloter 8 Banyuwangi selamat atas kejadian itu. Seperti diketahui, jamaah haji Banyuwangi tergabung dalam kloter 8, 9, dan 10.

Kloter sepuluh diisi jamaah dari Banyuwangi dan daerah lain. “jamaah kloter 8 selamat. Kalau yang ada di kloter 9 dan 10 kami masih mencari informasi. Mudah-mudahan jamaah Banyuwangi tidak ada yang menjadi korban. Kami juga masih mencari informasi,” terang Juhdy saat dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi sesaat setelah musibah di Mina kemarin.

Juhdy juga masih belum mengetahui secara persis bagaimana kejadian itu sebenarnya. Namun, dia menduga musibah itu disebabkan jamaah saling injak saat berada di lorong menuju lempar jumrah. Selain itu, kondisi cuaca yang cukup panas juga menjadi penyebab dari musibah ini.

“Kemungkinan karena cuaca yang panas, jamaah jadi beneduh di tengah jalan. Saat berteduh itu, jamaah lain terus berjalan dari belakang dan jamaah yang berteduh menjadi terinjak-injak jamaah lain,” terang Juhdy.

Sementara itu, kabar duka datang dari Padang Arafah, Makkah. Dua jamaah haji asal Banyuwangi meninggal dunia sesaat setelah menjalankan wukuf di Padang Arafah Rabu (23/9) kemarin. Dua jamaah tersebut diketahui bernama lstianah, 68, asal Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, dan Subowo, 82 warga Desa/Kecamatan Tegalsari.

Selain karena cuaca begitu ekstrem di Arafah, kedua jamaah haji meninggal tersebut memang mempunyai riwayat penyakit. Petugas haji Banyuwangi, dr. M. Nizam Fahmi, melaporkan jamaah haji atas nama lstianah  meninggal dunia pada pukul 14.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar pukul 18.30 WIB di klinik sekitar Padang Arafah.

Menurut keterangan dokter di klinik, lstianah meninggal dunia karena terkena serangan hear stroke. “ibu lstianah dilaporkan meninggal sesaat setelah salat duhur.” ujar Nizam.  Jamaah haji atas nama Subowo juga meninggal dunia di klinik yang sama sekitar pukul 21.00 WAS atau sekitar pukul 01.00 hari Kamis (24/9) dini hari kemarin.

Diagnosis dokter, Subowo meninggal dunia lantaran mengalami serangan jantung. Subowo awalnya mengeluh nyeri di bagian dada kemudian pingsan saat hendak menunggu bus di Muzdalifah. ‘Setelah pingsan Pak Subowo langsung dilarikan ke klinik, tapi nyawanya tidak bisa ditolong,” jelasnya.

Sekadar diketahui, Subowo sebelumnya sudah pernah menjalani perawatan intensif tim dokter lantaran mengalami dehidrasi. Karena kondisinya berangsur membaik, Subowo diperbolehkan melanjutkan ibadah. Namun,  setelah melangsungkan ibadah  inti di padang Arafah, tiba-tiba serangan jantung dialami Subowo yang membuat jamaah haji asal Desa/Kecamatan Tegalsari itu meningal dunia.

Nizam menambahkan, cuaca di Padang Arafah saat wukuf dilaksanakan memang sangat ekstrem. Panas menyengat dirasakan seluruh jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah di sana. Suhu udara di sana bisa mencapai rata-rata 40° derajat Celcius.

Tentu saja suhu udara demikian sangat tidak biasa bagi jamaah asal Indonesia. “Cuaca di Arafah panas sekali, sangat menguras tenaga jamaah terutama bagi jamaah yang sudah lanjut usia.” tuturnya.  Sementara itu, setelah bermalam di Muzdalifah dan mengambil batu kerikil, jamaah haji melanjutkan perjalanan menuju Mina untuk lempar jumrah setelah salat Subuh.

Lempar jumrah adalah sebuah kepalan yang merupakan bagian dari ibadah haji tahunan di Madinah Jamaah haji melemparkan batu-batu kecil ke tiga tiang di kota Mina yang terletak dekat Makkah. Mereka saling berdesakan di tengah cuaca yang panas (radar)