BANYUWANGI – Organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam Banyuwangi Bela Bangsa (BBB) menggelar aksi damai, kemarin (25/1). Dalam aksinya, massa mendesak agar Presiden Joko Widodo segera membubarkan ormas yang dianggap merusak tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) khususnya ormas Front Pembela Islam (FPI).
Aksi massa berjalan tertib. Start dari depan Stadion Diponegoro pukul 09.00. Selanjutnya, massa long march menuju kantor DPRD Banyuwangi melewati Simpang Lima lalu mampir sejenak di depan kantor Pemkab Banyuwangi untuk menyampaikan orasi.
Irinng-iringan massa berakhir di kantor DPRD Banyuwangi. Di kantor wakil rakyat itu, massa diterima Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara dan Wakil Ketua Joni Subagio, beserta pewakilan dari fraksi PDIP, PKB, Golkar, Gerindra dan Nasdem lainnya.
Dalam orasinya, massa sangat mendukung dan mendesak Polri agar segera menuntaskan proses hukum dugaan penistaan Pancasila yang dilakukan oleh imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Mereka juga meminta kepada pemerintah serta Polri untuk menindak tegas pelaku intoleran yang dirasa bisa mengganggu kedamaian berbangsa dan bernegara.
Tidak hanya itu, masa juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu menghindari segala bentuk provokasi, adu domba ataupun fitnah yang dilakukan pihak tertentu demi menjaga perdamaian dan keutuhan NKRI.
Mereka juga meminta kepada Pemkab Banyuwangi dan DPRD Banyuwangi untuk mengusulkan pembubaran FPI. ”Kita ingin FPI dibubarkan karena sudah merusak tatanan kita, mereka sudah menghina Pancasila,” tegas Hermanto, perwakilan pendemo.
Mantan Ketua DPRD Banyuwangi ini juga dengan lantang menyuarakan agar ormas yang antitoleransi tidak lagi melakukan pergerakan maupun aktivitas di Bumi Blambangan. Aksi ini penting dilakukan untuk menegaskan bahwa Banyuwangi memilki andil dalam rangka menjaga NKRI dari perpecahan.
”Kami berkeinginan Banyuwangi ikut andil dalam rangka menjaga kesatuan NKRI. Ini bukan aksi balasan,” ungkap Hermanto di kantor DPRD Banyuwangi kemarin. Salah satu ulama di Banyuwangi, KH. Ali Maki Zaini atau yang biasa akrab di sapa Gus Maki juga bergabung dengan massa BBB.
Dia menyampaikan bahwa aksi sebagai bentuk ketidaknyamanan masyarakat karena konsep keberagaman yang sudah berjalan dengan baik diganggu oleh kelompok yang merasa paling benar. ”Permintaan kami hanya satu jangan oyak-oyak NKRI. Kalau mereka (FPI) pakai takbir, kami cukup menggunakan tahlil. Semua harus bersatu demi NKRI,” tegasnya saat berada di ruang pertemuan DPRD kemarin.
Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara yang telah mendengarkan unek-unek dari perwakilan massai secara umum sangat mendukung aspirasi massa dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI. Made juga mengajak semua anggota DPRD yang hadir untuk menandatangani petisi pembubaran FPI.
”Kita secara pribadi dan secara kelembagaan menyetujui. Perwakilan dari fraksi PDIP, PKB, Nasdem, Gerindra dan Golkar sudah menandatangani, nanti akan kami coba agar anggota lain menandatangani petisi ini. Kami bangga didatangi ribuan orang karena meresa NKRI sudah terusik,” tegas Made.
Tidak hanya Made, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi Joni Subagio juga tidak kalah lantang dalam mendukung aksi massa dari puluhan ormas di Banyuwangi. Dia juga ingin pemerintah pusat segera membubarkan FPI. Diawali pembacaan basmallah, Joni juga ikut menandatangani petisi dari tuntutan BBB.
Sementara itu, meski secara umum berjalan tertib, kehadiran massa sempat membuat jalan protokol Banyuwangi sedikit macet sejak pukul 10.00, kemarin. Selama long march massa membentangkan bendera merah-putih panjang dan beberapa banner maupun spanduk yang betuliskan Indonesia Damai Tanpa FPI, Tolak FPI, hingga tulisan Om Bubarkan FPI Om.
Setelah menyampaikan aspirasinya di kantor DPRD Banyuwangi, massa membubarkan diri sejak pukul 12.30 dengan tertib. Dikonfirmasi terkait aksi BBB menuntut pembubaran FPI, Ketua FPI Banyuwangi Agus Iskandar belum mau berkomentar.
”Untuk konfirmasi besok saja (hari ini) akan saya sampaikan. Pers release akan kami lakukan di kantor Radar Banyuwangi pukul 09.00,” ujar Agus Iskandar saat dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi via ponselnya, sore kemarin. (radar)