Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jasad Gusti Mengapung di Anjungan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tim-SAR-mengevakuasi-jenazah-Gusti-Made-Suwena-di-pantai-belakang-Hotel-Banyuwangi-Beach-siang-kemarin.

Satu Lagi Korban Kapal Tenggelam Ditemukan

KALIPURO – Proses pencarian Kapal Motor Penumpang (KMP) Rafelia II yang tenggelam di perairan Selat Bali terus  dilakukan kemarin (6/3). Hasilnya, tim  SAR gabungan yang terdiri dari un sur TNI AL/Polri, Basarnas, nelayan dan  unsur lainnya menemukan satu korban  lagi.

Namun, korban yang ditemukan kemarin bukanlah Bambang S Adi, nakhoda KMP Rafelia II. Kali ini, korban yang ditemukan bernama I Gusti Made Suwena, 57 warga Tampak Siring, Gianyar, Bali seorang penumpang yang diketahui membawa sepeda motor seorang diri.

Dengan ditemukannya Made Suwena berarti jumlah penumpang yang meninggal ada lima orang. Mereka adalah Puji Purwono (Mualim I) dan Tia Agus  Miharja, 50, (sopir truk) warga Karawang, Jawa Barat. Selain itu, Masruroh, 25, (penumpang)  warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi; dan M. Ramlan, 18 bulan, warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, jenazah Gusti Made Suwena ditemukan tim penyelam tepat pukul 10.50 mengapung di dalam anjungan. Setelah dievakuasi, jasad korban langsung dibawa ke RSUD Blambangan untuk diperiksa tim DVI (Tim  Disaster Victim) Polda Jatim dan memastikan identitas korban.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim DVI, korban memang di ketahui bernama I Gusti Made Suwena. ”Dari hasil pemeriksaan yang bersangkutan bernama I Gusti Made Suwena, gigi palsu dan baju yang dia kenakan korban bukanlah nakhoda kapal,” jelas  Ketua Tim DVI KMP Rafelia II, dr Kompol Bambang Widyatmoko,  sore kemarin.

Setelah dilakukanpemeriksaan dan jenazah dipastikan I Gusti Made Suwena, tim DVI langsung menyerahkan jenazah tersebut kepada pihak Polres Banyuwangi untuk kemudian diserahkan langsung kepada pihak keluarga korban untuk dikebumikan.

”Sudah kami serahkan ke Polres Banyuwangi agar dilanjutkan kepada keluarganya,” tambahnya. Terungkapnya identitas jenazah kelima dari korban tenggelam  KMP Rafelia II ini mematahkan keberadaan nahkoda kapal nahas tersebut.

Jika disesuaikan dengan  data manifes, warga Gianyar yang menjadi salah satu korban meninggal  dunia itu tidak pernah masuk dalam daftar penumpang KMP Rafelia II. ”Laporan yang kami terima ada 6 korban yang hilang. Tapi jenazah baru ada lima. Sisa satu berarti yang belum ketemu,” jelas Bambang.

Saat di RSUD Blambangan kemarin, istri I Gusti Made Suwena, Endang sempat menangis histeris saat belum diperbolehkan untuk melihat suaminya karena masih diperiksa tim DVI. Menurut Sandi, 17, salah satu kerabat korban, korban memang berasal dari Gianyar, Bali.

Yang bersangkutan hendak pulang ke rumah istrinya yang ada di Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh. Ternyata niatnya untuk bertemu istri tersebut tidak kesampaian untuk selama-lamanya. ”Sebelumnya budhe saya (Endang) sudah melarang untuk pulang ke Banyuwangi, biar sekalian pas Nyepi saja. Nyatanya tetap pulang hari Jumat. Paman saya naik sepeda  motor sendirian,” ujar Sandi.

Basarnas kemarin juga secara resmi menutup operasi pencarian korban yang dilakukan di Selat Bali tepat pukul 15.30. ”Ditemukannya satu korban ini maka jumlah daftar pencarian orang hilang sesuai dengan data manifes,  yakni lima orang. Sehingga  operasi pencarian kami tutup,”  tegas Direktur Operasional Basarnas, Brigadir Jenderal TNI (Mar)  Ivan Ahmad Riski Titus.

Beberapa faktor yang mendukung penutupan operasi SAR itu adalah hasil penyisiran para penyelam di lokasi tenggelam KMP Rafelia II. Para penyelam gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan nelayan menyebutkan jika seluruh ruangan kapal tidak lagi  ditemukan korban tenggelam.

”Penyelam gabungan sudah menyisir ke seluruh ruangan mulai buritan kapal, dek dan anjungan bahwa tidak ditemukan penumpang,” tambahnya. Meski operasi ditutup, pencarian tetap dilakukan dengan mengurangi  jumlah personel yang bertugas.

Jika semula 200 personel di kurangi menjadi 30 personel.  Beberapa kekuatan SAR, seperti kapal jelajah, kapal cepat, serta  dua heli akan ditarik ke kantor  SAR yang ada di Bali dan Surabaya. ”Pencarian tetap kita lakukan.  Beberapa personel dari Jember  dan Surabaya akan tetap disiagakan  di sini sampai satu minggu,” pungkas Ivan didampingi Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama dan Danlanal  Banyuwangi Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan di kantor ASDP Ketapang, kemarin. (radar)