Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kabur Dengar Teman Menangis, Takluk Pada Polisi dan Tentara

Komisioner Baznas Banyuwangi, H.Lukman Hakim (kanan) bersama Ketua DPD PPNI Banyuwangi, DR.Sismulyanto (dua dari kanan) dan perwakilan IDI saat melihat langsung prosesi khitan dhuafa.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Komisioner Baznas Banyuwangi, H.Lukman Hakim (kanan) bersama Ketua DPD PPNI Banyuwangi, DR.Sismulyanto (dua dari kanan) dan perwakilan IDI saat melihat langsung prosesi khitan dhuafa.

Khitan Dhuafa yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Banyuwangi menyisakan sejumlah kisah unik dan menggemaskan. Tidak sedikit para peserta nyaris mogok dikhitan. Mereka takut karena mendengar rintihan dan jeritan peserta lain yang menangis.

DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi

Zidane, langsung kabur begitu mendengar temannya menangis. Bocah berusia sembilan tahun itu langsung lari dari ruang khitan. Kedua tangannya memeluk erat tubuh ayahnya yang menunggu di luar ruangan.

Bocah kelas dua Sekolah Dasar (SD) terlihat  termehek-mehek. Meminta pulang dan tak jadi ikut khitan dhuafa. Tubuhnya masih tampak gemetar. Air mata terus berlinang dari kedua selaput matanya. Meski beberapa kali dirayu, anak pasangan suami-istri Budi Susilo dan Mamik itu masih saja tersedu-sedu.

Sejumlah keluarga mulai menenangkan. Berbagai cara pun dilakukan. Bocah yang tinggal di Dusun Maduran RT 03, RW 02, Desa/Kecamatan Rogojampi itu tetap menolak untuk dikhitan. ”Ayo pulang, ayo pulang,” teriak Zidane terus merengek.

Salah seorang warga, H Qi Sudiharjo tak kuasa melihat tangisan bocah mungil itu. Karena iba, dia pun berinisiatif ikut menenangkan dengan memberinya air mineral. Bukan malah diminum, air mineral itu pun justru dilempar dan dibuang.

Tak kehilangan akal, Komisioner Baznas H Lukman Hakim akhirnya ikut turun tangan dengan memberikan air minum yang sudah dibacakan doa. Harapannya, agar mental dan jiwa anak tersebut kembali tenang. Air yang diberikan kepada Budi Susilo itu pun akhirnya diminum oleh Zidane.

Usai meminum air yang telah dibacakan doa, tak lagi terdengar rengekan tangisan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.15. Dari 22 peserta khitan dhuafa, nyaris sudah rampung dikhitan oleh tim medis. Hanya tinggal menunggu Zidane, sebagai peserta terakhir yang belum dikhitan.

Setelah kembali dirayu, bocah yang sudah mengenakan sarung dan baju koko warna putih itu masih saja menolak untuk dikhitan. Babinkamtibmas Rogojampi Bigadir Mastur bersama Babinsa Rogojampi Serma Gatot Sudarso akhirnya turun tangan ikut membujuk.

Walhasil, bujuk rayu Serma Gatot Sudarso dan Bigadir Mastur berhasil. Bocah itu pun digendong Brigadir Mastur masuk ke dalam ruangan. Sesampainya di kamar operasi dan hendak dibaringkan, bocah itu sempat mengelak dan hendak kabur. Namun, keramahan kedua aparat itu lagi-lagi berhasil. ”Kasihan kalau pulang dan tidak disunat malah trauma,” ujar Brigadir Mastur.

Tugas tim medis dari DPD Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI) Banyuwangi belum sepenuhnya berhasil. Kedua aparat keamanan itu terpaksa memegang kedua tangan dan kaki bocah tersebut. Barulah tim medis langsung melakukan tindakan pemotong kulup.     Meski dengan terus merintih kesakitan, proses khitan akhirnya berhasil diselesaikan dengan baik.

Uniknya, setelah berhasil disunat, Zidane dengan bangga berjalan tegas, bak pahlawan yang menang dalam medan pertempuran. Meski kedua kakinya berjalan sambil sedikit mekakak.

Lain halnya dengan Mohammad Hisyam Rasyidi Al Rasid, 9. Bocah asal Dusun Lugonto, Desa/ Kecamatan Rogojampi ini justru kerap menolak jika dikhitan sendiri ke dokter.  Anak pasangan suami-istri Puji Rusdianto dan Sri Wahyuni ini justru ingin mengikuti khitan masal.  ”Kalau dikhitan sendirian tidak enak. Kalau bareng-bareng banyak temannya. Jadi kalau sakit merasakan semua,” ujarnya.

Sebelum prosesi, para peserta khitan duafa yang berjumlah 22 anak terlebih dulu diberikan sarung dan baju koko. Mereka juga diarak keliling kampung naik becak hias diiringi hadrah kuntulan. ”Memang prosesi acara khitan duafa ini sekalian bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan peringatan Hari Jadi Banyuwangi ke-246 tahun,” tandas Komisioner Baznas, Ustad H. Lukman Hakim.(radar)