BANYUWANGI – Penyidik Reskrim Polres Banyuwangi masih terus mendalami kasus investasi berkedok arisan yang menimpa ibu-ibu rumah tangga. Kaur Bin Ops Reskrim Polres Banyuwangi, Iptu Hadi Waluyo mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menerima laporan dari tujuh orang korban atas nama Dorita, warga Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.
“Sudah dilakukan klarifikasi oleh penyidik, sementara korban yang telah melapor enam orang. Korban lain diduga masih banyak,” cetusnya. Modus yang dilakukan oleh terlapor YR, yakni mengajak arisan ibu-ibu rumah tangga.
Setelah uang disetorkan, saat akan melakukan pengambilan oleh anggota, ternyata uang tersebut tidak kunjung diberikan oleh YR. Sehingga, para korban kebingungan dan melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mapolres Banyuwangi.
“Kami masih terus dalami dengan meminta keterangan para saksi korban, termasuk bukti transfer dan alat bukti lainnya,” jelas Hadi Waluyo. Korban lain, Zemy Prihatiningsih, 32, menuturkan, sebelum melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Banyuwangi, dia bersama anggota arisan telah mendatangi rumah YR di Perum GGM, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro.
Sayangnya, YR tidak ada di rumahnya. Diduga kuat, YR telah kabur bersama keluarganya lantaran sering di datangi anggota arisan yang menagih uang untuk dikembalikan. “Saya sudah berulang kali datang ke rumah YR, tapi kosong. Kemungkinan kabur,” ujar Zemy.
Dia berharap polisi serius dalam menangani kasus tersebut, karena investasi berkedok arisan itu sudah banyak menimpa korban. Jika tidak segera diusut tuntas, dia khawatir justru akan kembali menimpa korban lainnya dengan nilai kerugian yang lebih banyak.
Diberitakan sebelumnya, tujuh ibu-ibu melaporkan kasus penipuan dan penggelapan investasi bodong yang awalnya berkedok arisan ke Mapolres Banyuwangi, Kamis lalu, (6/7). Dorita, 29, salah seorang korban mengaku mengalami kerugian Rp 20 juta akibat ikut investasi bodong tersebut.
Awalnya, dia bergabung ikut arisan yang diadakan oleh YR, warga Perumahan Griya Giri Mulya (GGM) Kelurahan Klatak, Kalipuro yang juga pemilik dapur kuliner cukup ternama di Banyuwangi. Saat itu, Dorita hanya ikut arisan indeks yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga.
Untuk memperlancar komunikasi, anggota arisan kaum hawa itu juga membuat grup Blackberry Messenger (BBM) yang diberi nama Arisan Mama Gaul (AMG) dan grup sosialita. Dari grup BBM itulah, YR menwarkan program-program arisannya dengan modus investasi kilat Rp 5 juta kembali Rp 6,5 juta dalam tempo 14 hari.
Bahkan, anggota arisan itu juga akan mendapatkan bonus liburan ke Bali menginap di hotel selama dua hari dua malam. Tidak hanya itu, YR juga memberikan promo investasi happy. Hanya dengan modal Rp 3 juta dalam waktu lima hari uang bisa kembali diambil sebesar Rp 4,5 juta dan mendapatkan hadiah cincin emas satu gram.
Karena mendapatkan iming-iming menggiurkan itulah Dorita juga mengikuti investasi kilat dan happy tersebut tidak tanggung-tanggung, nilai total uang yang diinvestasikan mencapai Rp 20 juta.
Kala itu, dia sama sekali tidak curiga karena segala urusan lancar. Selain Dorita, ada enam ibu rumah tangga lainnya yang ikut melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Banyuwangi. Diantaranya Zemy, Ayu, Melani, Ane, Farida, dan Fenny. Jika dijumlah, nilai total kerugian investasi bodong itu ditaksir mencapai Rp 1 miliar. (radar)