Dahsyat Beber Keberhasilan, Su-Si Kritisi Pendidikan
BANYUWANGI – Dua pasangan calon (paslon) peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 beradu visi-misi dan program kerja secara terbuka tadi malam (20/11). Pada debat putaran pertama yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut, dua pasang kontestan memaparkan strategi dan komitmen di bidang pendidikan, pengentasan kemiskinan, budaya, kesehatan, dan pertanian.
Kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh pasangan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) dan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) untuk menarik dukungan masyarakat. Debat tersebut dipimpin dua panelis yang berasal dari kalangan akademisi, yakni Teguh Sumarno dan Mohammad Hasyim.
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sekitar 200 orang hadir di lokasi debat, yakni Gedung Wanita Paramitha Kencana, Banyuwangi. Masing-masing kandidat mengisi penuh kuota 50 kursi pendukung yang disiapkan KPU Banyuwangi.
Di deretan pendukung Dahsyat tampak hadir pimpinan atau pengurus delapan parpol pengusung dan pendukung paslun numor urut 1 tersebut. Di kubu Su-Si, pimpinan dan pengurus dua parpol pengusung, yakni Golkar dan Hanura, hadir.
Selain pendukung kedua paslon, para unsur penyelenggara pemilu, tcrmasuk jajaran KPU dan Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih), juga hadir dalam ajang yang akan ditayangkan JTV Banyuwangi pada 25 November mendatang tersebut.
Acara tersebut dibuka Ketua KPU Banyuwangi, Syamsul Arifin, sekitar pukul 19.30. “Ini forum bagi kedua paslon untuk memaparkan visi-misi. Maka, manfaatkanlah forum ini sebaik-baiknya untuk menarik dukungan masyarakat,” satunya.
Kepada masyarakat Banyuwangi, khususnya para calon pemilih, Syamsul mengingatkan agar mereka menyaksikan, dan mencermati, serta merekam program-program yang disampaikan masing-masing paslon. “Setelah itu, mari berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memanfaatkan hak pilih pada 9 Desember mendatang.” ajaknya.
Pasangan Anas yang mendapat kesempatan pertama menjawab pertanyaan panelis tentang dunia pendidikan di Banyuwangi mengatakan, sumber daya manusia memiliki peran sangat penting dalam pembangunan daerah.
Pria yang menjabat bupati Banyuwangi periode 2010-2015 itu membeber keberhasilannya menekan angka putus sekolah di Bumi Blambangan. Angka putus sekolah jenjang SD dan MI turun dari 0,04 persen menjadi 0,02 persen serta angka putus sekolah jenjang SMA dan SMK turun dari 1,01 persen menjadi 0,57 persen.
Pernyataan Anas itu langsung dibalas “serangan” dari cabup Sumantri. Dia mnengaku mendapat laporan dari wali murid bahwa biaya pendidikan di Banyuwangi terlalu tinggi. Sumantri juga menuding pendidikan di Bumi Blambangan cenderung menjadi alat kekuasaan.
Pernyataan Sumantri tersebut dijawab Anas dengan tegas. Dia menegaskan bahwa semasa menjadi bupati Banyuwangi, dirinya telah mengeluarkan edaran tidak boleh ada pungutan di sekolah. “Kami juga telah menerapkan program Siswa Asuh sebaya (SAS) dan Beasiswa Banyuwangi Cerdas yang telah mengantarkan 600 anak miskin berprestasi ke jenjang perguruan tinggi.
Selain itu, ada pula beasiswa anak yatim berprestasi dan beasiswa bagi anak yang hafal Quran,” bebernya. Sementara itu, di bidang penanggulangan kemiskinan, Sumantri mengatakan selama ini tingkat kemiskinan di Banyuwangi diklaim terus berkurang. Tetapi, berdasar penelusuran pihaknya, masih banyak masyarakat miskin di Bumi Blambangan.
“Maka, kemiskinan itu akan terus kami perangi,” cetusnya, Sementara itu, Anas mengaku tidak ingin mengkritik apa yang disampaikan pesaingnya dalam pilbup Banyuwangi tersebut. “Tetapi, bagi kami, penanggulangan kemiskinan harus fokus. Tidak boleh dikira-kira,” kata dia.
Jalannya debat cabup tadi malam berlangsung tertib, Meski begitu, Polres Banyuwangi tetap menerjunkan anggota. Sedikitnya dua SSK (satuan setingkat kompi) Dalmas diturunkan. Pengamanan itu dipimpin langsung Kabagops Kompol Sujarwo. Akses masuk ke arena debat dijaga cukup ketat. (radar)