Sudah Berlangsung Dua Pekan lalu
SRONO – Tanaman padi di persawahan Desa Kebaman, Kecamatan Srono, dan sekitarnya terancam mati karena mulai kekurangan air. Akibat musim kemarau, tanah di persawahan mulai kering dan retak-retak.
Salah satu petani, Sujono, 54, mengatakan petani memberanikan menanam padi di saat musim kemarau lantaran sebulan lalu air irigasi masih mengalir lancar, meski dengan sistem gilir. Tapi sejak dua pekan lalu, air mulai surut karena debit air yang mengecil. Sehingga, tanaman padi yang baru ditanam kurang air.
“Masih ada air, tapi tunggu giliran, itu pun masih belum mencukupi,” katanya. Saat inim jelas dia, sebagian petani di Desa Kebaman, Kecamatan Srono sudah beralih menanam palawija seperti kedelai dan jagung ketimbang tanaman padi.
Sementara petani lainnya, ada yang membiarkan lahan pertaniannya kering dan tidak ditanami apapun, itu karena tidak berani menanggung resiko kerugian yang lebih besar. “Kalau ada yang tanam padi, berarti berani menanggung resiko,” ujar Hariyadi, 52, petani lainnya.
Jika suplai air minim, terang dia, sudah hampir dipastikan petani akan memilih menanam palawija. Kalaupun ada yang memaksa menanam padi, petani itu salah memprediksi musim, atau mempunyai modal besar. Karena jika tanam padi saat musim kemarau dengan air yang minim, akan berdampak terhadap pertumbuhan tanaman.
“Bisa tumbuh, tapi biasanya padi kurang berisi,” imbuhnya. Para petani yang menanam padi saat musim kemarau, sebut dia, cukup kecil jumlahnya dibanding yang menanam palawija. Jika tidak mendapat suplai air yang cukup, petani cenderung tidak melanjutkan perawatan tanaman padi karena takut kerugian lebih besar lagi. (radar)