Monday, 20 November 2023 16:14 WIB

Timewater/TribuneJatim.com
Warga suku Osing di Desa Kemiren, Glagah District, Banyuwangi Regency, East Java, menggelar Festival Raksa Rumyat Bentur. Festival untuk mengangkat panganan lokal itu digelar mulai 17-19 November 2023.
Journalist Report Tribune Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Warga suku Osing di Kemiren Village, Glagah District, Banyuwangi Regency, East Java, menggelar Festival Raksa Rumyat Bentur.
Festival untuk mengangkat panganan lokal itu digelar mulai 17-19 November 2023.
Acara ini diisi dengan cooking class, pembelajaran budi daya dan penanaman pangan lokal, workshop tentang tanaman pekarangan, hingga pertunjukan seni Tari Lamen Dedari dan Barong Tresno Budoyo.
Festival kemudian ditutup dengan kegiatan kuliner di Pasar Jajanan Osing yang rutin digelar setiap hari Minggu.
Ketua Daya Warga Desa Kemiren, Fikri Adila mengatakan, Festival Raksa Rumyat Bentur digelar untuk mengenalkan dan menjaga ketahanan pangan lokal di desa.
Pagelaran festival itu diinisiasi oleh Kemendikbudristek.
Lewat festival itu, anak muda suku Osing diajak untuk mengenal pangan lokal yang bisa berasal dari hal kecil. Salah satunya dengan menanam aneka jenis tanaman pangan lokal di pekarangan rumah masing-masing.
Hal itu sesuai dengan penamaan festival. Raksa Rumyat Bentur memiliki arti menjaga serta merawat pekarangan.
“Kami sangat antusias mengadakan kegiatan ini dan berbagi pengetahuan serta pengalaman yang berharga dengan para peserta. Semoga kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat,” tutur Fikri, Monday (20/11/2023).
Para peserta festival yang mayoritas adalah anak muda diberi wawasan baru tentang pangan lokal. Mereka juga diajari cara menanam, treat, memanen, hingga mengolahnya.
“There are approx 50 peserta yang merupakan pelajar SMA sederajat di Banyuwangi,” he continued.
Besides that, mereka juga diberi pengetahuan baru soal aspek historis ragam tanaman pangan. hope, mereka akan lebih tertarik setelah mengetahui nilai dan identitas ekosistem pangan lokal.
Thus, Fikri berharap, generasi muda akan lebih memuliakan dan peduli terhadap pangan lokal yang merupakan warisan leluhur.
“Karena mereka adalah ahli waris kekayaan alam dan budaya bangsa ini,” he said.