The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Hadi Purnomo, Pencipta Lagu Spesialis Dangdut Oseng

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

NAMA pria ini mungkin tidak setenar Iswandoyo, Catur Arum, Demi, dan Yons DD. But, urusan semangat, sulung dua bersaudara itu boleh diadu. Lahir dengan nama Hadi Purnomo, pria tersebut sudah sejak kecil akrab dengan musik.

Ayahnya, alm Supar, adalah penggemar Rhoma Irama sejati. Even, sejak dirinya masih di kandungan, ayahnya meminta kepada seorang kiai agar Hadi lahir mirip Rhoma Irama. But, ibunda Hadi, yaitu Hanifah, 55, bolak-balik muntah saat mendengarkan lagu pimpinan Soneta Grup tersebut.

Nah, sejak Hadi lahir, lagu-lagu Soneta, seperti Begadang, Kawula Muda, dan Melodi Cinta sudah akrab di telinganya. Ketika tumbuh besar, tak ayal musik dangdut yang menjadi inspirasi hidupnya. Berbagai alat musik dia pelajari agar hobinya tak berhenti sebagai penggemar.

Tak ketinggalan alat musik tradisional juga dipelajari sendiri. Ketika dia tidak bisa, baru dia mencari orang yang mahir memainkan alat musik. “Karena saat itu ekonomi keluarga tidak baik, saya belajar musik ke sana kemari. Saya dengar ada orang pintar musik, saya langsung minta diajari.

Mencari yang gratis,” cerita Hadi. Setelah menguasai alat musik sekitar tahun 2002, Hadi mulai menciptakan lagu-lagu dangdut. Jiwanya sebagai orang Oseng, membuat Hadi mengkreasi lagu dangdut dicampur dengan kendang kempul.

Ciri khas kendang keplak di lagu-lagu banyuwangian tak lupa disematkan di tengah lagu. Sampai akhirnya terciptalah lagu-lagu, seperti Alume Kembang, Asih Suci, dan Oyang, yang dinyanyikan beberapa penyanyi populer Banyuwangi kala itu.

Penyanyi populer Banyuwangi yang pernah menyanyikan lagunya Hadi, di antaranya Niken Arisandi, Rozi Abdillah, dan Dian Ratih. Not infrequently, Hadi ikut manggung menyanyikan lagu-lagunya. Dia memiliki nama panggung yang berasal dari pelesetan Rhoma Irama, yaitu Romy Purnama.

If totaled, pria yang sampai saat ini masih berstatus bujangan tersebut mengaku sudah menciptakan sekitar 30 with. Semua lagu itu menurutnya bergenre dangdut sama seperti genre musik grup kegemarannya, yaitu Soneta.

Dia semakin bersemangat berkarya setelah memperoleh support dari H. Ridwan, pemain organ Soneta Group, yang ditemuinya di salah satu hotel di Banyuwangi. But, ternyata langkah Hadi pernah tersendat. Saat itu mantan ketua Dewan Kesenian Blambangan, alm Hasan Ali, memanggilnya.

Musik banyuwangian yang bergenre dangdut dianggap asing dan dikhawatirkan akan merusak ciri khas budaya Banyuwangi. However, Hadi tak gentar. Dia menjelaskan bahwa musik dangdut adalah genre yang baik untuk mempromosikan bahasa Oseng.

Hadi ingin musik Banyuwangi tidak hanya menjadi musik indah di dalam kandang. Besides that, Hadi juga mengatakan bahwa maksud dia membuat lagu Oseng bergenre dangdut adalah urusan perut. “Waktu saya bilang alasan perut, beliau langsung paham.

Setelah itu, beliau berpesan, yo weh seng paran-paran, tapi ngangguwo boso Oseng kang bener,” kenang Hadi. After that, barulah Hadi kembali beraksi dengan menciptakan lagu-lagu baru. She said, sebagian besar lagunya berasal dari pengalaman pribadi dan pengalaman di sekitarnya.

Seperti lagu berjudul Angel Ditambani yang merupakan pengalaman pribadi ketika dirinya gagal menikah. “Kebanyakan pengalaman saya pribadi. Tapi tetap saja inspirasinya juga dari lagunya Bang Haji,” kata Hadi sambil memperlihatkan koleksi kaset Rhoma Irama miliknya.

Saat ini Hadi mengaku masih tetap ingin mengembangkan musik dangdut Oseng. Dia berharap lagu Oseng nanti bisa dinyanyikan lebih banyak orang, bukan dengan versi Indonesia tapi dengan versi Oseng asli. Hadi juga berkeinginan menciptakan lagu kebangsaan untuk Indonesia tercinta, yang tentu saja awalnya dengan versi bahasa Oseng.

“Saya memang belum dapat penghargaan apa pun, tapi saya tetap ingin bisa berkarya lebih luas, bisa membawa lagu Banyuwangi ke mana-mana,” ungkap pria yang suka memainkan gitar itu. (radar)

Keywords used :