The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Warga Desa Grajagan Kirab Gunungan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

PURWOHARJO-Ratusan warga Desa Grajagan, Purwoharjo District, menggelar tradisi kirab gunungan dan ambang (ancak) keliling kampung dan berjalan menuju ke makam leluhur desa setempat kemarin (25/10). That event, merupakan puncak haul ke-7 leluhur Desa Grajagan.

Dalam kirab itu, around 500 ambeng diarak mengelilingi Dusun Grajagan Pantai dan Dusun Kampung Baru, Grajagan village. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur para petani dan nelayan yang selama ini diberi keberkahan hasil panen dan tangkapan ikan.

“Ini juga bentuk penghormatan kepada leluhur,” cetus Supariyanto, salah satu tokoh pemuda setempat. Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan, terlihat kompak dan rukun. Para ibu rumah tangga membawa ancak, sedang para lelaki menggotong ancak agung yang berhiaskan tanaman hasil pertanian.

Ritual yang rutin digelar setiap tahun, itu semakin semarak saat ratusan ambeng diarak keliling kampung dengan diiringi marching band. Next, diarak ke makam leluhur Desa Grajagan yang berada di area tanah pusaka Grajagan.

Untuk menuju ke tanah usaka yang dianggap tanah leluhur, warga harus melewati sungai selebar tujuh meter. Untuk menyeberang, satu per satu warga naik ke atas perahu jukung secara bergantian. “Harus antre, karena hanya ada satu perahu," he explained.

Setiba di makam leluhur, warga menggelar doa bersama yang dipimpin ulama setempat. Setelah doa, warga langsung menikmati semua ancak yang dibawa. “Makan ancak dan gunungan agung ini akan mendapat berkah, apalagi telah dipanjatkan doa bersama,” cetus Khoirul Anam, tokoh pemuda Desa Grajagan lainnya.

Menurut Anam, ritual 500 ambeng itu di ikuti lebih dari 500 warga Desa Grajagan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun di bulan Suro, sekaligus haul Mbah Karso Wono Samudro dan Mbah Ratih (istri pertama) dari leluhur, sekaligus lurah pertama di Desa Grajagan.

Besides that, di lokasi tanah pusaka itu juga terdapat makam leluhur lain, di antaranya Mbah Rekso Wono Samudro, lurah ke dua Desa Grajagan. Besides that, juga ada makam Mbah Nembok, Kiai Agung Wilis atau suami Mbah Nembok, Kiai Lambang Sukmo, Mbah Barak, Mbah Ilham, Mbah Zaenal Arifin, dan Mbah Dono. “Dulu di tanah pusaka itu berupa perkampungan penduduk,he said.(radar)