The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Kisah Tragis Angeline Segera Tayang di Layar Bioskop

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Kisah-Tragis-Angeline-Segera-Diputar-di-Bioskop

BANYUWANGI – Kisah nyata Angeline, bocah usia 8 tahun kelahiran Banyuwangi, yang dilaporkan hilang dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa coba dituangkan dalam sebuah film. Yes, seorang produser film eksekutif bernama Niken Septikasari berhasil membuat film yang menceritakan asal-usul dan jalan hidup Angeline sampai diangkat anak oleh seorang wanita bernama Margriet dan suaminya yang tinggal di Denpasar.

Dalam keluarga Margriet, Angeline hidup pula bersama dua anak Margriet, yaitu Kristin dan Ivone. Kini masyarakat Banyuwangi yang ingin menyaksikan kisah hidup Angeline bisa menontonnya di bioskop New Star Cineplex Banyuwangi.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trans migrasi Banyuwangi, Alam Sudrajat, mengatakan film yang disutradarai Djito Banyu itu terinspirasi kisah nyata yang terjadi di Denpasar, Bali, on 2015 then. Seorang bocah bernama Angeline ditemukan terkubur di halaman belakang rumah orang tua angkatnya.

Pemutaran film Untuk Angeline itu diputar perdana di bioskop pada 21 July 2016 dalam peringatan Hari Anak Nasional (HE) yang jatuh pada 23 July. Artis yang berperan dalam film itu adalah Kinaryosih. Dia memerankan sosok ibu kandung Angeline bernama Samidah.

Selain Kinar yosih, sederet artis juga terlibat dalam film itu, yakni Naomi Ivo, Teuku Rifnu Wikana, Roweina Umboh, Paramitha Rusady, Dewi Hughes, dan Hans De Kraker. “Film ini bagus untuk dilihat, apalagi punya tujuan sebagai pengingat pada semua orang tua tentang pentingnya menjaga dan mendidik anak dengan baik,He said.

Nature says, dalam peluncuran film Untuk Angeline, Banyuwangi Regent, Abdullah Azwar Anas, mendapat penghargaan dari pemerintah karena konsen dalam perlindungan anak. ”Ini kian memacu kami untuk terus berbenah dalam upaya melindungi anak,” kata Bupati Anas saat peluncuran film tersebut yang dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise.

Hadir juga sejumlah aktivis hak anak, seperti Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi alias Kak Seto. Dikatakan Bupati Anas, program-program Pemkab Banyuwangi telah mengacu pada lima hak anak sesuai Konvensi Hak Anak PBB.

Lima hak anak itu adalah hak sipil, lingkungan keluarga dan pengasuhan, kesehatan dasar, pendidikan dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus. Seperti perlindungan khusus, Banyuwangi telah membentuk Banyuwangi Children Center (BCC) yang berupaya mewujudkan lingkungan keluarga tanpa kekerasan. (radar)