The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Orang Afrika Belajar Bikin Bakso Ikan di BPPP Bangsring

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Peserta-pelatihan-memasukkan-adonan-yang-terbuat-dari-ikan-ke-kulit-samosa-di-ruang-pelatihan-BPPP-Bangsring-kemarin.

WONGSOREJO – Para peserta International Training on Sustainable Marine Fishery Product Development for African Countries belajar membuat aneka menu dari olahan ikan pada pelatihan hari kedua kemarin (25/5). Mereka diajari membuat menu samosa, siomay seafood, dan bakso, di Balai Pendidikan Pelatihan Perikanan (BPPP).

Seluruhnya menggunakan bahan utama ikan. Pelatihan diawali dengan penyiapan peralatan masak dan bahan menu makanan. Ikan tengiri, squid, dan udang merupakan jenis ikan yang dipilih untuk ketiga bahan makanan tersebut. Then, mereka memotong ikan dengan cara mengiris dan menggiling daging ikan.

Kepala BPPP Bangsring , I Wayan Surya, melalui Fungsional Widyaiswara (pengajar), Anak Agung Gede Putra, mengatakan peserta tidak hanya diajari mengiris daging ikan. Mereka juga diajari mencuci ikan yang baik hingga pembuatan bumbu dan pencampurannya.

“Mereka juga yang mencetak samosa dan menggorengnya,” kata Anak Agung. Peserta tampak antusias melakukan kegiatan pengolahan ikan di ruang pengolahan ikan BPPP tersebut. Menu yang akan mereka praktikkan hari itu, menurut Agung, merupakan pilihan mereka sendiri.

Hasilnya akan mereka cicipi bersama sebagai bukti bahwa menu olahan mereka bisa disajikan. Salah satu peserta, Clementain Cheinamayo Zvavehera, 36, asal Zimbabwe, mengaku sangat menikmati kegiatan mengolah ikan di ruang pengolahan ikan itu. Secara pribadi dia memang menyukai kegiatan masak di dapur.

“Saya sering membuat menu yang sama, hanya saja menggunakan daging sapi, goat, atau babi,"Account". Dia mengaku tidak ada kesulitan berarti dalam mengolah menu-menu tersebut. Even, bumbu-bumbunya tidak asing baginya karena mudah ditemukan di negara asalnya.

It is just, lanjut wanita yang bekerja di bagian pemerintahan setara kecamatan di Zimbabwe itu, membutuhkan ketelatenan untuk bisa menampilkan bentuk makanan yang menarik. Pada hari pertama pelatihan para peserta dari Afrika tersebut membuat alat tangkap ikan tradisional yang bernama bubu.

Kepala BPPP I Wayan Surya mengatakan, bubu dipilih sebagai alternatif alat tangkap ikan karena memiliki sifat ramah lingkungan dan fleksibel di segala perairan. Pelatihan internasional itu dibuka pada hari Rabu lalu. Peserta dari negara-negara Afrika berjumlah 19 person.

Masing-masing dua orang perwakilan dari Kenya, Madagaskar, Mozambik, Namibia, Sudan, dan Zim babwe. Mereka berasal dari unsur pe merintah, businessman, dan pelaku utama bidang perikanan. Dari Indonesia berjumlah tujuh orang. Mereka diberi materi pelatihan tentang kebijakan pengembangan sektor kelautan dan perikanan.(radar)