The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Suspect DB, Tetap Semangat Ikut Unas

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GLAGAH – Kondisi tidak sehat yang dialami Ade Ditha Kurnia Santoso, siswi kelas XI SMAN 1 Glagah karena suspect Demam Berdarah sejak Sabtu (8/4) lalu sepertinya tak membuatnya menyerah. Putri sulung pasangan Herkun Santoso dan Rita Dewi itu justru lebih memilih ikut mengerjakan soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) daripada beristirahat di rumah sakit.

Ditha pun harus didampingi oleh dua orang guru saat mengerjakan ujian nasional di ruang kelas SMAN 1 Glagah karena tubuhnya masih lemah. Ketika mengerjakan soal, selang infus masih menancap di tangannya. Ditha harus dipisah dari ruang kelas yang digunakan siswa lainnya karena dirinya harus mengerjakan UNBK dengan cara tiduran.

Salah satu guru yang mendampingi Ditha bertugas membacakan soal UNBK yang tertera di monitor komputer lipat. Sedangkan satu orang guru lagi, yaitu guru bimbingan konseling (BK) bertugas memantau kondisi tubuh Ditha. Jika siswi tersebut lelah, sang guru BK harus siap untuk memberikan minum atau sekadar memijit bagian tubuh Ditha.

Guru BK SMAN 1 Glagah, Endang Minarni mengatakan, awalnya permohonan agar Ditha bisa terus mengikuti ujian disampaikan orang tuanya. Endang yang juga berperan sebagai Guru Pembimbing Khu sus (GPK) lalu meminta agar orang tua Ditha meminta izin kepada kepala sekolah.

Lalu ke dokter dan kemudian meminta ijin pendampingan ke pada pengawas ujian dan ke polisian. Setelah diizinkan, Ditha pun bisa mengikuti ujian nasional. “Alhamdulillah semua mengizinkan. Kemauan anaknya kuat jadi kita tinggal membantu saja. Hanya saja syaratnya siswi ini harus diantar jemput dengan ambulans,” terang Endang.

Selama tiga hari mendampingi Ditha, Endang mengaku harus memerikan perhatian ekstra. Contohnya saat mengerjakan soal matematika. Endang harus menggambar ulang materi yang tertera di layar komputer sebelum menunjukkan kepada Ditha.

Setelah itu soal yang sudah digambarnya baru dibaca dan dikerjakan Ditha. Begitu juga saat mapel bahasa Indonesia. Endang harus beberapa kali mengingatkan Ditha agar tidak tertidur karena panjangnya soal yang dibacakan.

“Kita sediakan air minum dan beberapa makanan. Tujuannya agar dia bisa bersemangat. Seperti buah, sambil dia mengunyah otaknya akan terangsang kembali. Jadi bisa mengerjakan soal. Kalau disuruh melihat monitor tidak bisa, karena dia mengalami Low Vision. Jadi pandangannya kurangjelas. Tapi melihat semangatnya kita jadi senang” kata Endang.

Herkun Santoso, Ayah dari Ditha menambahkan dirinya sempat mengingatkan Ditha agar fokus menyembuhkan penyakitnya terlebih dulu. Karena dokter sempat mengatakan jika putrinya menderita demam berdarah karena rendahnya trombosit dan hemoglobin. Akan tetapi semangat anaknya yang luar biasa akhirnya membuat Herkun luluh dan memilih untuk membiarkan anaknya mengikuti UNBK.

“Saya banyak dibantu kepala sekolah dan guru-guru. Tidak tahu bagaimana kalau mereka tidak membantu. Anak saya dari pagi sudah bangun, siap-siap ujian. Padahal dia ikut gelombang 3 o'clock 14.00. Anak saya memang ada kelemahan di matanya. Yang satu minus 1,25 yang satu silinder," he explained.

Meanwhile, head of high school 1 Glagah Sudi Winoto menambahkan, semua pihak kooperatif membantu proses UNBK yang dilakukan Ditha. Baik dari rumah sakit, pengawas ujian, guru dan orang tua. Sehingga proses ujian bisa berjalan dengan lancar. “Semuanya berlangsung lancar sejak hari pertama. Sekolah hanya bisa membantu memfasilitasi,’’ tandas Sudi Winoto. (radar)