The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tolak Kebijakan Menteri Susi, Nelayan Grajagan Bakar Jaring

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Salah seorang nelayan membakar jaring dalam aksi di Pelabuhan Grajagan, Kecamatan Pirwoharjo, yesterday (11/7).

Menuntut Larangan Tangkap Benur Dicabut

PURWOHARJO – Ratusan nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Grajagan, Grajagan village, Purwoharjo District, menggelar aksi di pelabuhan samping Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yesterday (11/7).

In that action, mereka menuntut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP Candy) number 56 year 2016 regarding changes to Ministerial Regulation No. KP 1 and 2 year 2015 regarding the prohibition on catching lobster seeds (benur), kepiting dan rajungan dicabut.

Para nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Banyuwangi Regency, dalam aksi ini mendesak Menteri KP, Susi Pudjiastuti dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak memikirkan nasib para nelayan. Aksi nelayan yang dimulai pukul 10.15, itu mendapat pengamanan ketat dari, police, TNI AD, dan TNI AL.

Dalam aksi itu para nelayan terlihat membentangkan sejumlah banner yang berisi protes dan tuntutan Menteri Susi di copot. Not only that, mereka juga menggelar orasi secara bergantian dan membakar jaring ikan di tengah pelabuhan.

“Peraturan menteri menyusahkan nelayan, kami minta peraturannya di cabut dan Menteri Susi juga dicopot,” tuntut Siswoyo, salah seorang koordinator aksi dalam orasinya. Para nelayan yakin bila Peraturan nomor 56 dicabut dan Menteri Susi dicopot dari jabatannya, para nelayan yang kini hasil lautnya merosot karena ikan sulit ditangkap, kesejahteraannya akan lebih baik.

“Candy 56 itu menyengsarakan perekonomian nelayan. Kalau Menteri Susi mundur, nelayan akan makmur,” katanya seraya menyebut udang itu bukan milik Susi, tapi milik Tuhan untuk nelayan.

Aksi yang digelar para nelayan itu, berlangsung sekitar satu jam. Usai menggelar orasi di pelabuhan, ditutup dengan membakar jaring sebagai bentuk protes atas larangan mencari benur. Next, para nelayan itu keliling lampung dan membubarkan diri.

Selama mengelilingi kampung, mereka juga membentangkan poster dan menggelar orasi. Kasat Sabhara Banyuwangi Police AKP Basori Alwi, yang memantau aksi para nelayan itu mengatakan aksi para nelayan itu berjalan aman. “Mereka berorasi di pelabuhan dan keliling kampung,” he said. (radar)