“This anomaly contributes to the addition of the mass of water vapor. Penambahan massa uap air itu menyebabkan percepatan pertumbuhan awan-awan hujan. Seperti awan CB (Cumulonimbus) dan awan cumulus,” he explained.
Sedangkan untuk kondisi angin, kata Benny, terjadi shearline atau belokan angin pada lapisan 3.000 feet. Di mana, shearline ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin.
“So, kecepatan anginnya yang lambat, dapat meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan awan hujan di Jawa Timur termasuk Banyuwangi,” he said.
Sementara curah hujan yang melanda Banyuwangi kota, last Monday, reach 106 mm. Kondisi hujan ini termasuk kategori ekstrem. So that, BMKG mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan.