The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Banyuwangi Got it! Liven up Ramadan with Festival Patrol and Kundaran

banyuwangi-punya!-semarakkan-ramadan-dengan-festival-patrol-dan-kundaran
Banyuwangi Got it! Liven up Ramadan with Festival Patrol and Kundaran
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

RadarBanyuwangi.id – Suasana malam di Banyuwangi pada bulan suci Ramadan 1445 Hijri, tepatnya Senin (25/3) then, terasa spesial.

How not, kali ini pemkab menggelar festival yang bersumber dari tradisi masyarakat Bumi Blambangan untuk mengisi malam di bulan puasa, yakni patrol dan kundaran alias kuntulan.

Kegiatan bertajuk ”Festival Budaya Ramadan 2024, Patrol dan Kundaran” tersebut dipusatkan di area parkir Stadion Diponegoro.

Regent Ipuk Fiestiandani, District Secretary (district secretary) Mujiono, serta perwakilan anggota forum pimpinan daerah (Forpimda) dan sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Banyuwangi hadir langsung dalam kegiatan tersebut.

Bupati Ipuk mengatakan, tradisi patrol telah lama menjadi bagian dari kekayaan budaya Banyuwangi.

Read Also: SDN Model Dibekali Ilmu Puasa dan Ngaji Literasi Digital

”Kami berharap festival ini dapat memperkuat identitas lokal kita di tengah arus globalisasi," he said.

Ramada_-Festival-Patrol-dan-Kundaran-417

Bupati Ipuk Fiestiandani mengabadikan penampilan peserta Festival Patrol dan Kundaran dengan memanfaatkan ponsel. (Ramada Kusuma/Radar Banyuwangi)

Patrol merupakan seni memainkan alat musik dari bambu. Musik ini biasanya dimainkan untuk membangunkan warga yang hendak sahur pada dini hari selama bulan Ramadan.

Seiring waktu, tradisi ini menjadi pertunjukan yang senantiasa dinantikan warga setiap bulan puasa.

no doubt, banyak warga yang ingin menyaksikan Festival Patrol dan Kundaran tersebut. Even, hujan yang sempat mengguyur Kota Banyuwangi dan sekitarnya tidak menyurutkan antusiasme warga.

Mereka menyaksikan iring-iringan peserta festival di sepanjang rute patrol, yakni dari depan Stadion Diponegoro hingga ke Taman Blambangan.

Read Also: SMPN 1 Banyuwangi Beri Penyuluhan Anti-Bullying dan Perkuat Karakter Peserta Didik

According to Ipuk, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat Banyuwangi bersemangat dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, khususnya patrol dan kundaran.


Page 2

”Semangat ini menjadi bukti masyarakat Banyuwangi terus mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya lokal,he said.

Festival Budaya Ramadan melibatkan peserta dari 25 districts. Setiap kecamatan mengirimkan video patrol dan kundaran sebagai bagian dari proses seleksi.

Meanwhile, lima tim terbaik berkompetisi di babak final.

Tasks executor (Plt) Head of Culture and Tourism Office (Disbudpar) Banyuwangi Taufiq Rahman menambahkan, kriteria penilaian patrol dan kundaran meliputi teknik atraksi, harmonisasi, penatar terbaik, tata busana terbaik, dan vokal terbaik.

Read Also: Bupati Ipuk Ajak Seniman dan Budayawan Terus Berkolaborasi

”Untuk patrol penilaian juga didapatkan dari pawai yang dilakukan setelah penampilan," he said.

Dengan total 20 anggota dalam setiap kelompok kundaran dan 15 anggota dalam kelompok patrol, lanjut Taufiq, festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan.

”Festival ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat, khususnya generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya patrol dan kundaran sebagai bagian dari identitas Banyuwangi yang unik dan kaya," he concluded. (sgt/c1)


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Suasana malam di Banyuwangi pada bulan suci Ramadan 1445 Hijri, tepatnya Senin (25/3) then, terasa spesial.

How not, kali ini pemkab menggelar festival yang bersumber dari tradisi masyarakat Bumi Blambangan untuk mengisi malam di bulan puasa, yakni patrol dan kundaran alias kuntulan.

Kegiatan bertajuk ”Festival Budaya Ramadan 2024, Patrol dan Kundaran” tersebut dipusatkan di area parkir Stadion Diponegoro.

Regent Ipuk Fiestiandani, District Secretary (district secretary) Mujiono, serta perwakilan anggota forum pimpinan daerah (Forpimda) dan sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Banyuwangi hadir langsung dalam kegiatan tersebut.

Bupati Ipuk mengatakan, tradisi patrol telah lama menjadi bagian dari kekayaan budaya Banyuwangi.

Read Also: SDN Model Dibekali Ilmu Puasa dan Ngaji Literasi Digital

”Kami berharap festival ini dapat memperkuat identitas lokal kita di tengah arus globalisasi," he said.

Ramada_-Festival-Patrol-dan-Kundaran-417

Bupati Ipuk Fiestiandani mengabadikan penampilan peserta Festival Patrol dan Kundaran dengan memanfaatkan ponsel. (Ramada Kusuma/Radar Banyuwangi)

Patrol merupakan seni memainkan alat musik dari bambu. Musik ini biasanya dimainkan untuk membangunkan warga yang hendak sahur pada dini hari selama bulan Ramadan.

Seiring waktu, tradisi ini menjadi pertunjukan yang senantiasa dinantikan warga setiap bulan puasa.

no doubt, banyak warga yang ingin menyaksikan Festival Patrol dan Kundaran tersebut. Even, hujan yang sempat mengguyur Kota Banyuwangi dan sekitarnya tidak menyurutkan antusiasme warga.

Mereka menyaksikan iring-iringan peserta festival di sepanjang rute patrol, yakni dari depan Stadion Diponegoro hingga ke Taman Blambangan.

Read Also: SMPN 1 Banyuwangi Beri Penyuluhan Anti-Bullying dan Perkuat Karakter Peserta Didik

According to Ipuk, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat Banyuwangi bersemangat dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, khususnya patrol dan kundaran.