KOMPAS.com – Banyuwangi Regent, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, menyesalkan aksi kekerasan seksual yang terjadi di kawasan Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, East Java.
Sebab tindakan yang dilakukan oleh dua orang pelaku tersebut dinilai sangat keji dan merusak citra Banyuwangi, yang dikenal sebagai kabupaten ramah perempuan dan anak.
Bupati Ipuk menegaskan, Pemkab Banyuwangi akan mengupayakan segala langkah yang diperlukan secara optimal untuk membantu korban.
Read too: Girl 17 Years of Raped 2 Youth while traveling on Banyuwangi's Red Island
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kami berada di pihak korban dan akan berikan pendampingan baik secara hukum maupun psikologis,” said Ipuk, Tuesday (30/4/2024).
According to Ipuk, kasus pemerkosaan di kawasan Pulau Merah itu, menjadi atensi pemerintah. Pihaknya akan melakukan pendampingan hukum dan psikologis kepada korban.
“Saya sudah telepon dinas hingga kecamatan terkait untuk bergerak cepat, memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada korban,” said Ipuk.
Pendampingan utamanya dilakukan, said Ipuk, agar korban yang masih berusia 17 tahun dapat segera pulih dari traumatis akibat peristiwa yang menimpanya itu.
Ipuk menjelaskan, dua orang pria yang menjadi pelaku itu kini sudah ditangkap dan telah ditahan di Polsek Pesanggaran.
Read too: Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari
“Mereka dijerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak,” said Ipuk.
For your information, seorang gadis berusia 17 tahun diperkosa dua orang pemuda saat berwisata di Pantai Pulau Merah Banyuwangi.
Sebelum diperkosa, gadis malang berinisial LJ (17) asal dari Kecamatan Srono, Banyuwangi, itu terlebih dahulu dimintai uang alias dipalak oleh para pelaku.
“Right, terjadi pada Jumat (26/4/2024) around 20.30 WIB,” kata Kapolsek Pesanggaran, AKP Lita Kurniawan, Sunday (28/4/2024).
Lita mengatakan, kedua pelaku berinisial EK (21) dan DPP (20), asal Dusun Pancer, Sumberagung Village, Kecamatan Pesanggaran.
“Korban diperkosa saat nongkrong bersama sejumlah temannya di pinggiran pantai,” Lita said.
According to Lita, peristiwa itu berawal saat korban datang ke Pulau Merah untuk berwisata dan berfoto-foto.
