The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Distribusi Pupuk Salah Sasaran

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

distributionMUNCAR – Para petani kembali menyoal kelangkaan pupuk bersubsidi. Kali ini protes datang dari para petani di wilayah Kecamatan Muncar. Mereka menuding distribusi pupuk urea salah sasaran. Salah satu anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tembokrejo Village, Muncar District, Hariyanto, 40, mengatakan para petani kesulitan mendapatkan pupuk. “Program kita meleset karena pupuk tidak ada,He said.

According to Hariyanto, sebelum pupuk didatangkan dari pabrik, para petani diminta mengajukan Rencana Definitive Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK), terutama mengenai kebutuhan jumlah pupuk, kepada pihak kios. Nah, setelah pupuk bersubsidi itu datang, penyalurannya dialihkan kepada petani di luar kelompok tersebut. “Petani telah menyusun RDKK, tapi saat pupuk datang tidak kebagian," he said.

Hasil musyawarah Gapoktan di kantor Desa Tembokrejo, it's clear, Gapoktan meminta kios bersikap lebih bijak, atau menyerahkan distribusi pupuk kepada Gapoktan. That, it's clear, untuk menghindari kekurangandan penyelewengan pupuk bersubsidi. “Gapoktan mengetahui kebutuhan pupuk para petani,He said. According to Hariyanto, akibat sulit mencari pupuk, tanaman di sawah terancam kurang sehat dan tidak bisa tumbuh dengan baik. “Tanaman padi menjadi kurus dan terlihat kering," he said.

Tidak hanya di Desa Tembokrejo, para petani di Dusun Tegalpare, Wringinputih Village, Muncar District, juga bingung mendapatkan pupuk. “Kami terpaksa membeli pupuk nonsubsidi, padahal harganya mahal,” terang Hisyam, 28, salah satu petani Dusun Tegalpare, Wringinputih Village. Hisyam menyebut, harga pupuk nonsubsidi itu mencapai Rp 225 ribu per sak yang berisi 50 kilogram. even though, pupuk subsidi harganya hanya Rp 90 thousand per bag. “Tanaman jagung saya sudah harus diberi pupuk. Saya terpaksa membeli yang nonsubsidi," he said. (radar)