The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

DKB-Dispar Usulkan Brand Destinasi Banyuwangi Bertema Alam

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

DKB-Dispar-Usulkan-Logo-Bertema-Alam

Kemenpar Bahas Branding Destinasi Pariwisata

BANYUWANGI – Menemukan logo untuk membranding pariwisata Banyuwangi sepertinya bukan perkara sederhana. Meski sudah ada beberapa opsi yang ditawarkan konsultan perihal brand pariwisata Banyuwangi di level internasional, logo-logo tersebut dianggap belum mewakili Banyuwangi secara keseluruhan.

Seperti yang disampaikan Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Samsudin Adlawi, dalam sosialisasi brand destinasi Banyuwangi yang diadakan konsultan dari Kementerian Pariwisata kemarin (26/8). She said, brand yang disematkan kepada Banyuwangi harus mewakili potensi yang dimiliki kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini.

“Baik logo maupun tagline yang disematkan di nama Banyuwangi,’’ ujar direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi tersebut. Masih menurut Samsudin, tagline majestic yang sempat diusulkan pada brand destinasi Banyuwangi masih terdengar abstrak. So that, orang yang melihatnya belum bisa langsung merujuk ke Banyuwangi.

“Semua yang ada di Banyuwangi ini perpaduan potensi alam dan budaya. Saya rasa ahli desain grafis bisa mengombinasikan. So, bentuknya tidak hanya mewakili satu seni atau budaya, seperti omprog dan gandrung. Banyuwangi fokus ke eco tourism dan sport tourism, jadi kalau bisa juga mewakili itu," he explained.

Penilaian yang sama juga disampaikan Plt. Head of Banyuwangi Culture and Tourism Office, MY. Bramuda. Dia mengusulkan perlu ada pertimbangan bersama untuk membuat brand supaya Banyuwangi menjadi mudah dikenal.

Banyuwangi, according to Bram, lebih dikenal dengan objek alamnya, seperti Ijen atau ombak Sukomade. In other words, logo alam dapat menjadi objek pertama yang diprioritaskan untuk menjadi brand. Budaya lebih pada pendorong perkembangan pariwisata di Banyuwangi.

“Nanti masih kita diskusikan lagi terkait brand yang tepat. Sosialisasi ini juga berarti kita masih diminta mencari pertimbangan yang terbaik untuk menentukan brand yang bisa membuat kita lebih dikenal,he explained.

Terkait logo yang ditunjukkan konsultan dari Kemenpar dalam Majestic Banyuwangi, Bram menjelaskan tiga bulan sebelumnya sudah ada tim yang datang untuk menyaring aspirasi terkait pembuatan brand. Termasuk dari unsur budayawan, artist, dan masyarakat.

“Sepertinya ada ketidaksamaan pandangan tentang brand yang sudah dibuat.’’ ujarnya. Therefore, perlu dilakukan revisi bersama untuk menentukan brand yang unik dan mendunia, sehingga membuat wisatawan ingin berkunjung ke Banyuwangi.

“Orang banyak tahu Banyuwangi adalah Ijen. Jadi menurut saya itu branding yang cukup baik. 60 persen dari 45 ribu wisatawan mancanegara memilih Ijen sebagai destinasi. Kedua adalah ombak di Sukomade," he explained. Meanwhile, salah seorang tim ahli di bidang branding, Sakti Makki, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan yang terpenting dari sebuah brand bukanlah logo.

But, bagaimana masyarakat bisa memberikan sesuatu yang baik dan semakin baik untuk mem-branding sebuah brand. Because, branding tidak bisa hanya memiliki satu atau dua titik saja. Seperti Banyuwangi, tidak bisa yang di-branding hanya wilayah kota atau Banyuwangi Selatan saja, tapi semua secara keseluruhan dari selatan ke utara adalah Banyuwangi.

“Untuk membuat Banyuwangi terkenal, kita semua, termasuk masyarakatnya, harus membuat Banyuwangi lebih baik,” tandas sakti. (radar)