The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Nelayan Muncar Berpesta Petik Laut

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

fishermanMUNCAR – Ritual tahunan petik laut nelayan Muncar kembali digelar, yesterday. Gemuruh pesta nelayan benar-benar terasa. siang itu. Ribuan perahu beraneka hiasan memadati perairan Muncar. Nelayan pun larut dalam pesta pelik laut. Muncar memang dikenal sebagi penghasil ikan laut terbesar kedua setelah Bagan siapi-api. Berton-ton ikan dihasilkan dari kawasan tersebut. Lukanya tak salah jika petik laut nelayan Muncar masuk agenda wisata tahunan. Ribuan orang berbondong-bondong menyaksikan pesta tahunan nelayan tersebut.

Ritual ini diawali dengan melarung perahu kecil yang biasa disebut “Ticked” Perahu kecil penuh hiasan warna-warni itu berisi ubo tampa peti laut dan kepala kambing dan dua ekor ayam jantan yang masih hidup. Sebelum dilarung ke laut, di telinga kepala kambing tersebut di selipkan pancing emas. Yang cukup spesial, penyelipan pancing emas itu dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menyempatkan hadir dalam ritual petik laut, yesterday. Bupati Anas juga didaulat melepas balon ke udara sebelumgitikberisi sesaji di pindahkan kedalam kapal besar.

Setelah penyelipan pancing emas, se-lanjutnya nelayan memindahkangitik” throughout 5 meter tersebut ke dalam perahu besar yang akan berlayar ke tengah laut. Interesting, berjalannya perahu besar itu diikuti ribuan perahu menuju titik larung yang lokasinya sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Muncar. Pelarungan diawali dengan melempar ancak-ancak kecil berisi sesaji. Saat kapal berukuran mini telah dilarung, para nelayanpun banyak yang terjun ke laut untuk berebut sesaji.

Sementara itu di saat bersamaan para nelayan yang berada di atas kapal secara mengambil air laut dan kemudian disiramkan ke bagian kapal. Konon ritual ini diyakini agar kapal selalu diberi keberuntungan. “Biar dapat ikan yang banyak ujar salah seorang nelayan. Acara petik laut pun berlanjut dengan di kompleks makam gandrung yang berada di Tanjung Sembulungan. Di dalam kompleks makam tersebut, dua penari gandrung. bersama satu pemancing dan satu perwakilan warga menari mengelilingi makam diringi tembang mbat-mbat.

Just know, di kawasn Pantai Sembulungan itu berdiri makam Sayid Yusuf, orang pertama yang dipercaya membuka wilayah tersebut. Setelah berziarah dan berdoa di makam gandrung. rombongan nelayan kembali ke pelabuhan Muncar. Menurut penjelasan Umar, 67, ketua rombongan penari gandrung tersebut, tradisi gandrung menari di makam Itu merupakan rangkaian upacara petik laut. Bukan satu ritual yang dimaksudkan untuk gandrung itu sendiri. “Tujuannya agar tangkapan ikan blar banyak. bukan untuk gandrungnya,” clear.

Terkait penentuan gandrung yang diberi kesempatan untuk menari di lokasi tersebut, pria yang tinggal di Desa Tembokrejo itu menjelaskan, tidak ada aturan khusus. Yang terpenting perempuan bersangkutan merupakan gandrung dan tidak berhalangan saat waktu pelaksanaan. Tidak jarang gandrung tidak bisa mengikuti prosesi terse- but karena berhalangan sedang ada kepentingan lainnya. “Dua orang gandrung, yang terpenting dia bisa dan ada waktunya,” jelas Umar.

Selain dihadiri Bupati Anas, acar petik laut kemarin juga dihadiri perwakilan Lanal Banyuwangi Palaksa Mayor Laut (P) Robyanto Wakapolres Kompol Yoga Putra Prima Setia, jajaran forpimka dan masyarakat Muncar. In his speech, Bupati Anas sempat menyinggung pembangunan pelabuhan muncar. According to Anas, pembangunan pelabuhan sebaiknya mengusung konsep hijau. Dengan adanya pohon dan kebersihan yang terjaga dan terawat.

Kalau bisa ditanami pohon. Saya ingin melihat seperti di Busaan di Korea Selatan. Di mana ada pelabuhan yang bersih dan hijau.” he said. Jika ini memungkinkan, tidak menutup kemungkinan pelabuhan Muncar juga bisa dijadikan venue berbagai kegiatan budaya dan kesenian Banyuwangi. “Bukan tidak mungkin besok Beach Jazz Festival yang akan datang tidak di Pantai Boom, tapi di pantai Muncar,” he said. (radar)