The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Petani Tegaldlimo Kesulitan Pupuk

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Sejumlah Kios Pupuk Banyak yang Kosong
TEGALDLIMO – Para petani di wilayah Kecamatan Tegaldlimo, mengaku resah karena kesulitan mendapatkan pupuk jenis urea bersubsidi. Sejumlah kios penjual pupuk dan obat-obatan yang ada di daerah itu, kini banyak yang kosong. Para petani itu resah karena saat ini sedang musim tanam padi. Besides that, juga sudah waktunya untuk melakukan pemupukan di sawahnya.

Pupuk itu sulit didapat sudah lama, sebelum masa tanam sudah tidak ada,” cetus Umar, 33, salah seorang petani di Desa Kedungasri, Tegaldlimo . District. even though, di antara tanaman padi milik para petani itu. sudah ada yang berumur tiga minggu. Pupuk yang susah di dapat ini, terutama jenis urea. “Sudah lama antre ke kios, tapi juga belum dapat,” he said. Untuk mendapatkan pupuk, it's clear, para petani mencari hingga ke luar desa. even, juga ada yang sampai keluar kecmatan tapi sayang upaya itu masih tetap tidak membuahkan hasil.

“Semua kios pupuk habis, jadi tidak dapat pupuk,” he said. At the moment, he continued, sebenarnya ada pupuk jenis urea. It is just, yang tersedia itu untuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal. Pupuk urea mensubsidi, the price reaches Rp 235 thousand per bag. “Padahal harga pupuk urea bersubsidi hanya Rp 90 thousand per bag,” cetusnya sambil geleng-geleng kepala. Untuk menjaga kelangsungan tanaman padinya, para petani terpaksa beralih ke pupuk jenis lain.

Usually, petani memakai pupuk Phonska atau NPK, meski harganya jauh lebih mahal dibandingkan harga pupuk urea bersubsidi. “Phonska itu harganya sekitar Rp 115 thousand per bag,” he said. Sejumlah petani menilai, jika dibandingkan pada musim sebelumnya, kesulitan mendapatkan pupuk pada musim tanam ini jauh lebih parah. Because, kalau musim tanam sebelumnya para petani masih diberi pupuk meski dalam sistem paket.

Keterlambatan pemupukan jenis urea ini, oleh petani ditakutkan akan berpengaruh terhadap hasil panen padi. Bisa-bisa karena pupuk langka, tanaman banyak yang mati. So that, hasilnya tidak bisa dinikmati oleh petani. “Sangat disayangkan jika program pemerintah swasembada pangan tidak dibarengi penyediaan pupuk. Kami lnerharap distribusi pupuk ini berjalan normal. Petani tidak mengalami kesulitan seperti sekarang ini,” he said. (radar)