The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Protes Larangan Sound Battle, Ratusan Pemilik Sound System di Banyuwangi Gelar Unjuk Rasa hingga 8 Jam: Berikut Titik Temu yang Dihasilkan

protes-larangan-sound-battle,-ratusan-pemilik-sound-system-di-banyuwangi-gelar-unjuk-rasa-hingga-8-jam:-berikut-titik-temu-yang-dihasilkan
Protes Larangan Sound Battle, Ratusan Pemilik Sound System di Banyuwangi Gelar Unjuk Rasa hingga 8 Jam: Berikut Titik Temu yang Dihasilkan
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Radarbanyuwangi.id – Akses menuju kota Banyuwangi macet total Rabu (22/5). Kemacetan selama delapan jam tersebut dipicu aksi unjuk rasa ratusan pemilik sound system di depan kantor Pemkab Banyuwangi.

since 10.00, pendemo berdatangan dari berbagai penjuru dengan mengendarai kendaraan bak terbuka. Sebagian kendaraan tersebut mengangkut sound system berukuran besar.

Even, satu truk besar mengangkut perangkat sound system bertuliskan Sultan ikut turun ke jalan.

The irony, aksi demo tersebut berlangsung saat aparat kepolisian sedang fokus pada pengamanan di pelabuhan ASDP Ketapang dalam rangka gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Hampir sepekan ini polisi di-back-up TNI berjaga-jaga di sejumlah pelabuhan rakyat, termasuk Bandara Banyuwangi. Even, tiga hari sebelumnya Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto memantau langsung pengamanan di Pelabuhan Ketapang. Hingga hari ini, sejumlah direktur di jajaran Polda Jatim masih berada di Banyuwangi.

Gara-gara aksi demo yang berakhir pukul 17.10, jalanan kota macet total. Akses menuju kota dan bandara terganggu. Gara-garanya ratusan kendaraan bak terbuka mengangkut sound system tumpah ruah di jalanan sejak pukul 10.00.

Suara sound system saling bersahutan hingga memekakkan telinga. Pendemo baru membubarkan diri pukul 17.10 setelah perwakilannya ditemui Asisten Pemkab Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda.

Bramuda mewakili Bupati Ipuk Fiestiandani langsung menerima sejumlah tuntutan pendemo. One of them, para pemilik sound system nantinya akan disinergikan dengan event Banyuwangi Festival.

Read Also: Pebulu Tangkis Terbaik Indonesia Asal Muncar Banyuwangi Kevin Sanjaya Resmi Pensiun: PBSI Siapkan Acara Spesial

Information obtained, owner sound system turun ke jalan untuk merespons keluarnya surat edaran (SE) Pemkab Banyuwangi Nomor 501 date 5 April 2024. SE tersebut berisi larangan kegiatan sound battle dalam rangka takbiran di Desa Sumbersewu, Muncar, bulan April lalu.

”Aksi unjuk rasa kami lakukan sebagai bentuk protes atas larangan pergelaran sound battle yang sudah menjadi tradisi setiap tahun. Larangan ini mengakibatkan kerugian besar para pemilik sound maupun pelaku UMKM,” ungkap Ajojing, koordinator lapangan (korlap) unjuk rasa.

Selain memprotes keluarnya SE Pemkab, pendemo menuntut diizinkannya live music pada malam hari saat berlangsung resepsi pernikahan maupun hajatan lainnya. ”Kami berharap SE Nomor 501 Year 2024 dicabut. SE tersebut sudah kedaluwarsa dan batal demi hukum,” kata Ajojing.

Read Also: Lapangan Badminton Berlantai Ubin Belakang Rumah, Saksi Awal Karir Kevin Sanjaya Sukomuljo, Pebulu Tangkis Kebanggaan Indonesia Asli Banyuwangi

Larangan tersebut dinilai sangat merugikan pegiat seni, owner sound, hingga pelaku UMKM. ”Perputaran ekonomi selama berlangsung sound battle mencapai Rp 6 billion. Because of that, kami berharap bisa diizinkan kembali menggelar sound battle,” he said.

Perwakilan pendemo akhirnya ditemui Asisten Pemkab M. Yanuarto Bramuda. Diskusi berlangsung alot hingga memakan waktu satu jam lebih.


Page 2

”Alhamdulillah, setelah berdialog cukup lama, akhirnya ada titik temu. Event sound battle akan kita sinergikan dengan kegiatan Banyuwangi Festival di wilayah Banyuwangi selatan,” kata Bramuda.

Bram menjelaskan, sound battle tidak diizinkan karena banyak komplain dari masyarakat. Suaranya yang keras sangat mengganggu warga. ”Contohnya, voice sound yang dibawa sejumlah massa ke Pemkab Banyuwangi mengakibatkan kaca kantor pecah dan genting berjatuhan," he said.

Ramada_-Demo-Sound-Sistem-Batle-1-553609

TUMPAH RUAH: Ratusan massa dengan kendaraan pengangkut sound system menutup badan Jalan Ahmad Yani saat berlangsung unjuk rasa menolak larangan sound battle di depan kantor Pemkab Banyuwangi Rabu (Ramada Kusuma/Radar Banyuwangi)

Pemkab tidak membatasi penggunaan sound system. Hanya saja penggunaannya jangan sampai merugikan masyarakat lainnya. ”Seandainya frekuensinya jauh di bawah saat ini, mungkin bisa dipertimbangkan,” he said.

Read Also: Happy Retirement, Minions! Susul Marcus Gideon, Kevin Sanjaya Putuskan Gantung Raket: Berikut Perjalanan Singkat Atlet Asal Muncar Banyuwangi Ini

Bramuda juga menjelaskan, terkait kegiatan musik pada hajatan malam hari menjadi kewenangan pihak kepolisian. Pemberian izin tersebut mempertimbangkan keamanan dan kerawanan.

”Pemkab tidak akan menutup rezeki para pelaku usaha maupun seni. Kami hanya mengatur saja agar seluruh kegiatan sound system mengutamakan faktor keamanan dan kenyamanan masyarakat,” kata mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi itu. (rio/aif/c1)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Akses menuju kota Banyuwangi macet total Rabu (22/5). Kemacetan selama delapan jam tersebut dipicu aksi unjuk rasa ratusan pemilik sound system di depan kantor Pemkab Banyuwangi.

since 10.00, pendemo berdatangan dari berbagai penjuru dengan mengendarai kendaraan bak terbuka. Sebagian kendaraan tersebut mengangkut sound system berukuran besar.

Even, satu truk besar mengangkut perangkat sound system bertuliskan Sultan ikut turun ke jalan.

The irony, aksi demo tersebut berlangsung saat aparat kepolisian sedang fokus pada pengamanan di pelabuhan ASDP Ketapang dalam rangka gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Hampir sepekan ini polisi di-back-up TNI berjaga-jaga di sejumlah pelabuhan rakyat, termasuk Bandara Banyuwangi. Even, tiga hari sebelumnya Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto memantau langsung pengamanan di Pelabuhan Ketapang. Hingga hari ini, sejumlah direktur di jajaran Polda Jatim masih berada di Banyuwangi.

Gara-gara aksi demo yang berakhir pukul 17.10, jalanan kota macet total. Akses menuju kota dan bandara terganggu. Gara-garanya ratusan kendaraan bak terbuka mengangkut sound system tumpah ruah di jalanan sejak pukul 10.00.

Suara sound system saling bersahutan hingga memekakkan telinga. Pendemo baru membubarkan diri pukul 17.10 setelah perwakilannya ditemui Asisten Pemkab Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda.

Bramuda mewakili Bupati Ipuk Fiestiandani langsung menerima sejumlah tuntutan pendemo. One of them, para pemilik sound system nantinya akan disinergikan dengan event Banyuwangi Festival.

Read Also: Pebulu Tangkis Terbaik Indonesia Asal Muncar Banyuwangi Kevin Sanjaya Resmi Pensiun: PBSI Siapkan Acara Spesial

Information obtained, owner sound system turun ke jalan untuk merespons keluarnya surat edaran (SE) Pemkab Banyuwangi Nomor 501 date 5 April 2024. SE tersebut berisi larangan kegiatan sound battle dalam rangka takbiran di Desa Sumbersewu, Muncar, bulan April lalu.

”Aksi unjuk rasa kami lakukan sebagai bentuk protes atas larangan pergelaran sound battle yang sudah menjadi tradisi setiap tahun. Larangan ini mengakibatkan kerugian besar para pemilik sound maupun pelaku UMKM,” ungkap Ajojing, koordinator lapangan (korlap) unjuk rasa.

Selain memprotes keluarnya SE Pemkab, pendemo menuntut diizinkannya live music pada malam hari saat berlangsung resepsi pernikahan maupun hajatan lainnya. ”Kami berharap SE Nomor 501 Year 2024 dicabut. SE tersebut sudah kedaluwarsa dan batal demi hukum,” kata Ajojing.

Read Also: Lapangan Badminton Berlantai Ubin Belakang Rumah, Saksi Awal Karir Kevin Sanjaya Sukomuljo, Pebulu Tangkis Kebanggaan Indonesia Asli Banyuwangi

Larangan tersebut dinilai sangat merugikan pegiat seni, owner sound, hingga pelaku UMKM. ”Perputaran ekonomi selama berlangsung sound battle mencapai Rp 6 billion. Because of that, kami berharap bisa diizinkan kembali menggelar sound battle,” he said.

Perwakilan pendemo akhirnya ditemui Asisten Pemkab M. Yanuarto Bramuda. Diskusi berlangsung alot hingga memakan waktu satu jam lebih.