The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Tak Ada Dana, Air Terjun Dibiarkan Mangkrak

TIDAK TERURUS: Keindahan wisata air terjun Kalongan di Desa Pesucen, Kalipuro District, sayang jika dibiarkan tidak terurus.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
TIDAK TERURUS: Keindahan wisata air terjun Kalongan di Desa Pesucen, Kalipuro District, sayang jika dibiarkan tidak terurus.

PESUCENDesa Pesucen sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa di bidang wisata alam. Di desa yang terletak di wilayah Kecamatan Kalipuro itu terdapat air terjun Kalongan yang cukup memesona. Di era 1980-an hingga 1990-an awal, wisata air terjun Kalongan menjadi jujugan wisatawan sekitar Pesucen.

However, ketiadaan modal yang cukup, memaksa lokasi wisata itu kini tak terawat. Bahkan dibiarkan mangkrak. Tempat wisata yang dibuka sejak 1980 itu memiliki keindahan sangat alami. Air terjun Kalongan memiliki ketinggian sekitar 10 meter. Air terjun itu dikelilingi perbukitan. Airnya sangat jernih dan dingin.

Kolampemandian wisata Kalongan memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Even, sakin bersihnya air di tempat ini, dibangun bendungan di bawah Kalongan. Bendungan ini diman-faatkan untuk air minum di wilayah Kalipuro dan sekitarnya. ”Pengelola wisata Kalongan gonta-ganti. Itu karena tidak ada dana untuk membangun tempat wisata tersebut,” kata Achrori, 44, warga Pesucen.

Diungkapkan Achrori, on 1980 ago, wisata tersebut dikelola pihak desa. Ketika itu kepala desanya bernama Pidik. However, karena biaya yang dimiliki sangat minim, akhirnya hanya dapat bertahan sekitar lima tahun. ”Setelah itu dikelola masyarakat yang kemudian membentuk kelompok pengelola tempat wisata tersebut,” jelas pria yang pernah menjadi pengurus wisata Kalongan tersebut.

Sejak dikelola desa hingga terbentuk kelompok pengelola, wisata Kalongan telah menghadapi berbagai macam tantangan. Salah satunya adalah minimnya akses jalan masuk. Formerly, kata Achrori, ada investor kecil-kecilan di tingkat desanya. Namanya Ipan. Dia pernah mencoba mengelola wisata tersebut. “ Tetapi Kang Ipan tidak bertahan lama.

Setelah Kang Ipan, kemudian dikelola Kang To,” ungkap Achrori. Pada saat Kang To mengelola wisata tersebut, ternyata banyak sekali du-kungan warga setempat. Terutama warga yang merasa prihatin atas kondisi wisata yang tidak terurus itu. Sampai saat ini pengelolaan wisata tersebut masih dipegang Kang To. Dear, minimnya modal yang di-miliki Kang To membuatnya terpaksa membiarkan air terjun Kalongan tidak terurus.

Tidak adanya bantuan dari pihak terkait untuk merawat tempat wisata tersebut juga menjadi salah satu penyebab mangkraknya tempat wisata yang cukup eksotis tersebut. ”Warga berharap agar ada bantuan dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Because, keindahan alam wisata Kalongan sangat berpotensi,” pungkas Achrori. (radar)