The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Age 77 Tahun Masih Jago Tolak Peluru

BUGAR: Victor dan medali emas Atletik Master Indonesia Terbuka 2012.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
BUGAR: Victor dan medali emas Atletik Master Indonesia Terbuka 2012.

Fisik boleh termakan usia, tetapi semangat tak pernah kendur. Itulah prinsip hidup Victor Edward. Di usianya yang sudah 77 year, pria yang satu ini masing sanggup meraih prestasi olahraga.

-SIGIT HARIYADI, Banyuwangi-

UMURNYA sekitar sepuluh tahun lebih tua dibanding Proklamasi Indonesia. Sudah tidak muda lagi memang. Tetapi jangan pernah meragukan semangat pantang menyerah pria yang satu ini. Berbekal optimisme tinggi dan cita-cita mengharumkan nama bangsa, Victor Edward kembali “turun gunung” ke dunia atletik dan lantas membulatkan tekad untuk terjun ke Kejuaraan Atletik Master Indonesia Terbuka IV tahun 2012.

Hasilnya memang benar-benar mencengangkan. Imagine, pada event olahraga yang diikuti puluhan atlet dari kawasan Asia Pasifik pada 23-24 June 2012 then, pria yang beralamat di Dusun Krajan, Tamansari Village, Kecamatan Licin itu berhasil menjadi yang terbaik pada cabang olahraga tolak peluru. Lapangan Atletik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menjadi saksi perkasanya Victor.

Dia berhasil mengungguli atlet tolak peluru Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Thailand, Srilanka, and India. Medali emas pun diraih pria kelahiran Pasuruan, 7 December 1935 the. But honey, torehan manis gagal dilanjutkan saat terjun di cabang lempar lembing. Jangankan medali emas, sekadar medali perunggu pun tidak mampu diraih.

“Yes, spesialisasi saya memang hanya pada cabor tolak peluru. Tetapi saya tidak menyesal mengikuti lomba di cabor yang lain. Bisa untuk mengukur kemampuan,” ujar Victor. Jika menengok ke belakang, ternyata bapak dua anak ini memiliki catatan panjang di cabor tolak peluru. Tengok saja, pada Pekan Olahraga Nasional (MON) I yang ber langsung di Surabaya, year 1951 ago.

Victor yang kala itu membela Jawa Timur (East Java) sukses menggondol medali cabor tolak peluru. Tiga tahun berselang, tepatnya di tahun 1954, Victor kembali menambah koleksi me dali di ajang PON II di Semarang. That time, dia menyumbangkan medali perunggu bagi kontingen Jatim. After that, Victor memilih vacumdari du nia atletik.

Dia memilih bekerja pada sa lah satu perusahaan di Jatim. In the year 1970, pria yang satu ini mendirikan toko teks til “Victory” di Jalan Satsuit Tubun Pasar Banyuwangi. Saatmasa kontrak tanah tersebut habis pada tahun 1992 ago, Victor lantas memutuskan me ngalihkan bisnisnya di bidang pertanian di Kecamatan Licin.

“Sampai saat ini saya menetap di Licin,” ujar pria tersebut. Saking cintanya terhadap dunia olahraga, di tengah kesibukan menjadi seorang petani, Victor saat itu mendirikan tim balap sepeda. Di tim yang diberi nama “Jas Merah” tersebut Victor berperan sebagai instruktur. Tidak ingin setengah-setengah, laki-laki yang saat ini usianya sudah 77 year, itu lantas menggandeng Poniman untuk men jadi pelatih.

“Jas Merah saat ini sudah ‘menelurkan’ tiga pembalap nasional. Among them, Dadang Haris, Ronny Victor, dan Mahdi. Ronny Victor adalah anak kandung saya,he said proudly. Victor mengaku akan terus menggeluti dunia atletik hingga fisiknya sudah tidak memungkinkan kelak. “Selama masih mampu, saya akan terus menggeluti atletik. Selain untuk menyehatkan tubuh, saya ingin terus menekuninya untuk membina generasi muda dan lansia seumur saya,” pungkasnya seraya tersenyum. (radar)