The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Banyuwangi Masuk Top 10 Indeks Pariwisata Indonesia

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

festival-gandrung-sewu-bisa-mengangkat-jumlah-kunjungan-wisatawan-banyuwangi-dianggap-sukses-melakukan-transformasi-di-bidang-pariwisata-dari-nol-sehingga-berbuah-penghargaan

Banyuwangi Raih Penghargaan Indeks Pariwisata Indonesia

BANYUWANGI – Pengembangan pariwisata Banyuwangi kembali mendapat hasil membanggakan. Setelah awal tahun lalu berhasil menyabet jawara dunia pada ajang 12 th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanish, akhir tahun ini Banyuwangi berhasil masuk dalam jajaran sepuluh kabupaten/ kota peringkat teratas Indeks Pariwisata Indonesia. Penilaian tersebut dilakukan Kementerian Pariwisata beserta pemangku kepentingan terkait.

Penilaian itu mengacu Travel and tourism competitive index dari World Economic Forum (WEF). Pengumuman sekaligus penyerahan penghargaan Indeks Pariwisata Indonesia tersebut dilakukan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta kemarin (6/12).

asisten-administrasi-pembangunan-dan-kesejahteraan-rakyat-kesra-agus-siswanto-menerima-piagam-top-10-indeks-pariwisata-indonesia-dari-menpar-arief-yahya-di-jakarta-kemarin

Penghargaan diterima Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Welfare) Agus Siswanto mewakili Bupati Abdullah Azwar Anas. More proud, dalam piagam yang ditanda- tangani langsung Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya itu disebutkan penghargaan ditujukan kepada pemkab bersama masyarakat Banyuwangi.

Pada kesempatan tersebut Menpar Arief Yahya mengapresiasi kiprah Banyuwangi. Menteri asal Bumi Blambangan itu menilai Banyuwangi sukses melakukan transformasi di bidang pariwisata dari nol. Pengembangan pariwisata Banyuwangi sangat pesat dibandingkan beberapa kota-kota besar yang telah memiliki infrastruktur pariwisata lebih baik.

“Selamat, Banyuwangi terpilih sebagai Top 10 Indeks Pariwisata Indonesia. Saya harap ini melecut semua pihak untuk bekerja lebih keras dan lebih cerdas lagi," he said. Indeks Pariwisata Indonesia disusun berdasar sejumlah kriteria.

Sejumlah kriteria penilaian itu meliputi tata kelola, infrastruktur pendukung, potensi wisata, dan lingkungan pendukung bisnis pariwisata. Meanwhile, Regent Abdullah Azwar Anas said, dengan masuk Top 10 Indeks Pariwisata Indonesia akan semakin memacu Banyuwangi untuk terus berbenah.

“Kami bersyukur karena dinilai cukup baik dalam mengembangkan pariwisata. Apalagi dari Top 10 this, mayoritas adalah kota besar yang pariwisatanya sudah terkenal, advanced, dan menjadi destinasi unggulan," he said. Anas added, salah satu faktor terpenting dalam pengembangan pariwisata adalah partisipasi publik.

Dia mengaku partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata Banyuwangi terus meningkat. Anas gave an example, kelompok anak muda mengembangkan wisata di kampung-kampung, seperti hutan pinus Songgon. Ada pula kelompok masyarakat yang mengembangkan wisata di Kelurahan Temenggungan; wisata kopi Gombengsari, Desa Wisata Banjar jelajah budaya Desa Adat Kemiren, dan Bangsring Under water.

“Partisipasi ini yang tidak ternilai. It means, rakyat merasakan dampak langsung pariwisata terhadap kesejahteraannya, sekaligus mampu membentuk budaya aman, ramah, dan toleran di lingkungan masing-masing," he explained.

Anas said, pengembangan sektor pariwisata bukan hanya sekadar gaya, tapi juga karena dinilai sangat efektif dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Pariwisata adalah sektor yang paling murah dan cepat dalam menggerakkan perekonomian.

“Misalnya hari ini promosi, sebulan kemudian ada orang datang dan langsung menghasilkan transaksi, seperti jasa transportasi, culinary, dan hotel. Pariwisata juga ikut mengatrol produksi barang dan jasa, termasuk agrobisnis yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat kami,he said.

Hal itu terbukti dari geliat perekonomian di Bumi Blambangan. Beberapa tahun terakhir perekonomian daerah terus menggeliat. Produk domestik regional bruto (GRDP) Banyuwangi naik signifikan 85%, dari Rp 32,4 trillion (2010) naik menjadi Rp 60,2 trillion (2015). Pendapatan per kapita warga melonjak 80 percent of Rp 20,8 juta per tahun pada 2010 menjadi Rp37,7 juta per tahun pada 2015.

“Tapi pariwisata bukan hanya soal ekonomi semata. Pariwisata adalah payung bagi pengembangan sektor lain, mulai infrastruktur hingga kompetensi SDM. Lewat pariwisata, daya saing warga meningkat. UMKM bergegas memperbaiki produknya agar laku dibeli. Banyak yang ikut kursus bahasa asing yang difasilitasi pemkab agar bisa jadi guide,” terang Anas. (radar)