The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Health  

Bayi Kuning Wajib Fototerapi

FOTOTERAPI: Seorang bayi dengan kasus BBLSR dan hiperbilirubin usia 7 hari sedang dilakukan fototerapi bluelight di ruang perinatologi.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GAMBIRAN-Perawatan bayi dengan menggunakan fototerapi bluelight merupakan salah satu terapi bagi bayi dengan masalah kuning. Perawatan yang diberikan bersifat noninvasiv (tidak merusak), lebih efektif, relatif tidak mahal, dan mudah dilaksanakan.

FOTOTERAPI: Seorang bayi dengan kasus BBLSR dan hiperbilirubin usia 7 hari sedang dilakukan fototerapi bluelightdi ruang perinatologi.
FOTOTERAPI: Seorang bayi dengan kasus BBLSR dan hiperbilirubin usia 7 hari sedang dilakukan fototerapi bluelight
di ruang perinatologi.

Head of Medical Services at Al Huda Hospital, dr. Indians, MMRS menjelaskan, bayi kuning atau joundice adalah suatu keadaan di mana warna kulit bayi berubah menjadi kuning. Kuning pada bayi timbul karena adanya timbunan bilirubin (zat/ komponen yang berasal dari pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah) di bawah kulit.

Bilirubin merupakan pigmen kekuningan yang dilepaskan ketika sel-sel darah merah dipecah. Biasanya bilirubin diproses dan dikeluarkan oleh hati. “Pada bayi kurang bulan yang lahir premature dapat mengalami masalah kuning atau disebut juga joundice atau icterus neonatorum,he explained. Tingkat kelebihan bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia), kata Indi, dapat mengindikasikan kerusakan hati.

Besides that, dapat menyebabkan sakit kuning, yaitu menguningnya kulit dan putih mata, tinja berwarna pucat, dan urine gelap. Tingkat kadar normal bilirubin maksimal adalah 12-13 mg% (205-220 µmol/L). “Kadar bilirubin dalam darah yang lebih tinggi dari nilai normal dapat bersifat toksik bagi perkembangan sistem saraf pusat bayi. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang tidak bisa diperbaiki lagi. Therefore, butuh penanganan dokter dengan segera dan tepat," he explained.

Pada keadaan demikian, he continued, bayi sudah harus mendapatkan terapi sinar (fototerapi). Alat terapi sinar atau fototerapi secara umum terdiri dari lampu halogen, lampu cool white, daybright atau blue fluorescent, yang ditutup dengan pelindung yang terbuat dari Plexiglass. “Terapi sinar dilakukan minimal 2×24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal," he explained.

Dengan fototerapi ini, maka bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tidak terus meningkat, sehingga menimbulkan risiko yang lebih fatal. Lebih lanjut Indi menambahkan bahwa layanan fototerapi di RS Al Huda diperuntukkan bagi bayi-bayi yang mengalami kekuningan (ikterik) pada kulit.

Baik yang fisiologis, seperti pada bayi yang tidak pandai menyusu, jarang terkena sinar matahari pagi, hingga yang disebabkan oleh faktor atologis, seperti infeksi atau ketidaksesuaian golongan darah ibu dan bayi,”He explained. Fototerapi di RS Al Huda saat ini, he said, dilakukan di ruang perawatan khusus, yaitu ruang perinatologi.

Untuk menunjang pelayanan yang memadai disediakan dua dokter spesialis anak. Di dalam ruangan ini, bayi-bayi dirawat secara intensif, sehingga keluarga cukup menunggu di luar. “Namun demikian, keluarga tetap memiliki akses yang mudah untuk mengunjungi bayinya, karena di ruang perinatologi disediakan ruang tunggu dan jam kunjungan pagi dan sore serta waktu khusus bagi ibu yang akan menyusui bayinya,” tambah dokter lulusan Magister Manajemen Rumah Sakit Unibraw tersebut.

Untuk masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh tentang layanan fototerapi bluelight di RS Al Huda, dapat langsung menghubungi Instalasi Maternal dan Perinatal RS Al Huda melalui dr. Indians, MMRS di nomor handphone 08123482308. Atau langsung melalui pendaftaran Rawat Inap RS Al Huda di Jl. Raya Gambiran No. 225 Gambiran, Banyuwangi Telp (0333) 842033 Ext. 330. (radar)

Keywords used :