The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Berbuka Puasa Keliling Sambil Kampanye Program Beasiswa

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Bupati Anas menyampaikan sejumlah program Pemkab Banyuwangi saat berbuka puasa bersama warga di Masjid Baiturrahman, Kecamatan Bangorejo beberapa hari lalu.

KESEMPATAN bertemu warga pada bulan Ramadan ini, dimanfaatkan Anas untuk menyampaikan beberapa program yang digagas Pemkab Banyuwangi. Seperti yang dilakukan pada acara buka puasa bersama di Masjid Baiturrahman, Bangorejo District, on 1 June 2017 then.

Anas menyampaikan informasi tentang berbagai macam program beasiswa yang diluncurkan daerah bagi pelajar. “Bagi bapak ibu yang punya anak, keponakan tetangga pandai, tapi tidak memiliki biaya untuk kuliah, lapor Pak camat untuk mengajukan beasiswa. Kami biayai kuliah sampai selesai,Said Anas.

Anas mengatakan Pemkab Banyuwangi memiliki program beasiswa Banyuwangi Cerdas.Ini merupakan program Pemkab Banyuwangi, yang diberikan kepada pelajar berprestasi asal Banyuwangi. “Beasiswa kami beragam mulai untuk anak kurang mampu berprestasi, untuk siswa difable berprestasi, ada juga untuk atlet berprestasi,said Anas.

Selain itu Banyuwangi juga memiliki program beasiswa untuk anak yang hafal Al-Quran. “Ada anak yang hafal Al-Quran 15 done, kami berikan beasiswa untuk kuliah sampai selesai,Said Anas.

Selain diperuntukkan bagi calon mahasiswa, mahasiswa yang sudah berkuliah juga bisa mendapatkan beasiswa Banyuwangi Cerdas melalui proses seleksi. Mahasiswa yang dibiayai program ini berasal dari berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar Banyuwangi.

Regent aged 43 tahun tersebut juga menyampaikan, apabila ada anak yang tidak sekolah segera laporkan kepada kepala desa. Banyuwangi memiliki program Garda Ampuh, untuk mengentas anak putus sekolah. Sehingga tidak boleh ada anak usia sekolah, tidak bisa sekolah karena alasan apa pun.

“Tidak boleh di Banyuwangi ada yang tidak bisa sekolah. Kalau ada segera laporkan ke kepala desa,"asked Anas. Demikian juga apabila ada orang miskin sakit, atau rumah warga miskin yang tidak segera laporkan ke kepala desa. Ini karena desa memiliki kewenangan untuk menangani itu semua tanpa harus melalui Pemkab.

Kini dana yang mengalir ke desa telah ditambah. Dari Rp Rp 80 billion on 2016, kini meningkat menjadi Rp 143 billion. Anggaran tersebut salah satunya untuk pengentasan kemiskinan dan anak putus sekolah. Sehingga rata-rata tiap desa di Banyuwangi mengelola anggaran hampir Rp 1 billion.

“Sebagian kewenangan sudah diserahkan pada desa. Jadi kalau ada orang tua miskin yang telantar, atau rumah warga miskin yang tidak layak laporannya ke kepala desa, tidak perlu lagi ke bupati,” tambah Anas. (radar)