The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Dulu Maksimal 80 Kg, Kini Muat 200 Kg

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

LICIN – Produktivitas penambang mengangkut belerang di Gunung Ijen kian meningkat tahun ini. Two years ago, mereka hanya mengandalkan alat pemikul tradisional untuk mengangkut belerang. Namun sejak tahun lalu, para penambang mulai beralih menggunakan kereta dorong. Kereta modifikasi itu dilengkapi roda sepeda motor dan peranti rem tromol.

‘’Sekarang mayoritas penambang sudah menggunakan kereta dorong. Hanya mengangkat belerang dari kawah ke puncak Ijen yang tetap menggunakan alat pikul tradisional,’’ ujar Ahmad, salah satu penambang belerang. Hasil pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, para penambang harus melintasi jalur setapak yang terjal dari danau kawah menuju puncak. Because of that, mereka harus berhati-hari memikul belerang menuju puncak.

Bentuk belerang yang dipikul berupa bongkahan besar. Bobot belerang sekali pikul ke puncak antara 40 Kilogram (Kg) until 70 Kg. Setibanya di puncak, belerang dikumpulkan di dekat tempat parkir ke reta dorong. Mereka bisa balik lagi dua hingga tiga kali ke danau kawah.

Begitu terkumpul di puncak, belerang langsung ditumbuk agar lebih halus. Goal, belerang yang lebih halus atau berbentuk kerikil lebih mudah masuk karung. Therefore, muatan belerang di kereta bisa lebih banyak. ‘’Satu kereta bisa muat sekitar 200 Kilo gram belerang,’’ ujar seorang penambang asal Kabupaten Bondowoso.

He added, manfaat kereta dorong itu sangat besar bagi penambang belerang. Mereka bisa memuat lebih banyak daripada memikul belerang dengan pikulan kayu. ‘’Kalau dipikul, maksimal mampu mengangkat 80 Kg dari puncak ke Pal Tuding. Kini dengan kereta dorong, saya bisa mengangkut 200 Kg belerang,'' he explained.

Sementara itu di musim puncak kunjungan turis atau masa liburan, penambang bisa mencari penghasilan tambahan untuk mengojek pengunjung yang tidak kuat mendaki. Untuk ongkos ‘taksi’ gunung itu mereka bisa mengais ratusan ribu rupiah sekali jalan. (radar)