The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Salt is still Expensive, Salted Fish Customize

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Workers drying pindang fish to make dried fish in Banyuwangi

MUNCAR – Dampak kenaikan harga garam, sampai kini masih dirasakan para perajin ikan asin yang ada di daerah pesisir Pantai Muncar, Muncar District. Harga garam yang masih belum turun, membuat harga ikan asin tetap tinggi.

Until yesterday (25/8), harga garam masih tetap diangka Rp 4.500 per kilo gram. Though usually, harga garam itu hanya Rp 2.500 per kilogram. “Harga garam naik, harga ikan asin juga naik,” cetus Suryani, salah seorang perajin ikan asin di Dusun Kalimati, Kedungrejo village, Muncar District.

Menurut Suryani, ikan asin jenis petek yang awalnya hanya Rp 13 thousand to Rp 14 thousand per kilogram, is now Rp 16 ribu perkilogrm. Ikan asin laying yang biasanya hanya Rp 28 thousand per kilogram, is now Rp 30 thousand per kilogram.

Untuk ikan asin teri yang sebelumnya hanya Rp 29 thousand per kilogram, is now Rp 32 thousand per kilogram. Untuk ikan asin cumi-cumi yang awalnya Rp 50 thousand per kilogram, is now Rp 55 per kilogram. “Naiknya harga ikan asin itu sejak empat hari lalu,” he said.

Perajin ikan asin lainnya, Didik Hardiyanto, 40, mengungkapkan naiknya haga ikan asin itu dipengaruhi harga garam yang tidak segera turun. “Ini murni karena harga garam tidak turun, jadi harga ikan asin banyak yang naik,” strictly.

Untuk produksi ikan asin, Didik menyebut mengalami peningkatan. According to him, selain hasil tangkapan ikan yang banyak, produksi ikan asin bisa maksimal karena cuaca yang panas. “Untuk ikan asin ukuran kecil itu sehari sudah bisa kering. Untuk ikan yang besar rata-rata dua hari sudah kering,” the light.

Untuk menurunkan harga ikan asin, Obviously he, itu bila harga garam turun. If not, maka harga ikan asin malah bisa naik lagi. “Kita berharap harga garam turun,” he told Jawa Pos Radar Tile. (radar)