The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Kader Muda NU Demo

Aktivis FBO NU+PMII beraksi di gedung DPRD Banyuwangi kemarin.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Aktivis FBO NU+PMII beraksi di gedung DPRD Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI – Para kader muda yang tergabung dalam forum Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi menggelar aksi turun jalan kemarin (15/5). Mereka menolak aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Aksi yang digelar sebagai bentuk solidaritas atas perusakan kantor LKiS Jogjakarta oleh kelompok orang yang mengatasnamakan Majelis Mujahidin Islamiyah (MMI) pada Rabu lalu (9/5). Aksi solidaritas tersebut diawali dari kantor PCNU di Jalan A. well, Banyuwangi.

“Islam agama damai, dan Islam tidak mengajarkan kekerasan,said the field coordinator (korlap) action, Shulhan Huda. Meanwhile, para kader muda NU yang berasal dari Ikatan Pelajar NU (IPNU), Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU), Youth Movement (GP) Ansor, dan PMII, menggelar long march menuju simpang empat Patung Kuda di Karangente. “Tolak radikalisme agama,” kata Shulhan. Dalam long march itu, mereka juga sempat mendatangi kantor Pemkab Banyuwangi. Di kantor bupati tersebut, para aktivis menggelar orasi sekitar 30 minute.

“Organisasi yang melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama harus diberangus dari muka bumi,” cetus Antok, salah satu aktivis PMII. Dalam orasinya, Antok meminta aparat penegak hukum menegakkan aturan. Organisasi yang melakukan kekerasan harus diusut dan diproses hukum. “Pelaku perusakan kantor LKiS di Jogjakarta oleh MMI itu bukan cerminan Islam,He said. Lantaran Bupati Abdullah Azwar Anas ada acara lain, pendemo ditemui Asisten Pemerintahan (Aspem) Abdullah.

Selain mendatangi kantor pemkab, mereka juga mendatangi gedung DPRD Banyuwangi di Jalan Adi Sutjipto. Di gedung wakil rakyat itu, mereka ditemui Ketua DPRD Hermanto dan Wakil Ketua DPRD H. Adil Achmadiyono. “Kami mendukung aksi damai dan kami menolak kekerasan,said Hermanto. According to Hermanto, Indonesia adalah negara hukum, sehingga semua pelanggaran harus diselesaikan sesuai hukum yang ada. “Kami sepakat dengan adik-adik semua, semua pelaku kekerasan harus ditindak tegas,” sebut politisi PDIP itu.

Next, mereka membacakan tuntutan, yakni mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku kekerasan di yayasan LKiS Jogjakarta. Mereka juga meminta pemkab melakukan pengawasan secara ketat terhadap organisasi masyarakat (mass organizations) yang gemar melakukan kekerasan. “Kami mendukung aparat kepolisian dalam menjaga stabilitas keamanan," he said. (radar)