The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Korban Banjir Muncar Alami Trauma

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Sutini,-32,-menjemur-kasur-yang-sudah-basah-di-dapur-rumahnya-yang-ambruk-di-Kecamatan-Muncar,-Banyuwangi,-yesterday

Merasa Belum Didata dan Butuh Bantuan

MUNCAR – Para korban banjir di empat desa (bukan tiga desa seperti berita sebelumnya) in Muncar District, Banyuwangi, banyak yang mengalami trauma. Warga yang tinggal di sekitar Sungai Wagud yang trauma tersebut akhirnya memilih mengungsi ke rumah saudara dan tetangganya.

Banjir yang terjadi pada Rabu (8/6) akibat luapan air Sungai Wagud itu menyebabkan rumah ribuan warga di empat desa yakni, Tapanrejo Village, Kedungrejo village, Kedungringin Village, dan Desa Wringinputih, tergenang. Dalam bencana itu satu warga meninggal, empat rumah milik warga rusak, dan satu dapur rumah hanyut.

“Saya tidak berani tidur di rumah,” cetus Suwarti, 60, salah seorang warga Dusun Kedungringin, RT XI, RW 03, Kedungringin Village. Suwarti mengaku setiap mendengar suara gemuruh air dia merasa ketakutan karena teringat saat terjadi bencana banjir Rabu dini hari (8/6) o'clock 03.00.

“Saya menumpang di rumah tetangga. Sampai sekarang kalau malam tidak bisa tidur, takut banjir lagi," he said. Saat banjir terjadi, rumah milik Suwarti yang berdinding anyaman bambu (gedheg) diterjang banjir dengan ketinggian air satu meter lebih. Even, dapur rumahnya yang berada di dekat Sungai Wagud hanyut terbawa derasnya banjir.

“Saya tidak punya apa-apa lagi. Uang santunan Rp 350 ribu di dompet hanyut dibawa banjir,” he said with teary eyes. Di rumah Suwarti itu hampir tidak ada barang yang bisa diselamatkan. Seluruh peralatan dapur, seperti kompor, wajan, dandang, piring, spoon, dan sejumlah pakaian, ludes terbawa banjir.

“Saya sudah tidak punya apa-apa lagi,” ungkap nenek yang tinggal dengan satu cucunya itu. Hal senada juga diungkapkan Kasianto, 38. Warga Dusun Kedungringin, RT XI, RW 3, Kedungringin Village, yang rumahnya terbuat dari gedheg juga ambrol dan hanyut. Lucky, rangka rumahnya masih selamat.

“Rumah tinggal rangka saja. Semua perabot dapur habis dibawa banjir. Pakaian tinggal beberapa setel,” jelas suami Setiani, 40 that. Meski banyak rumah yang rusak berat hingga hanyut, until yesterday (9/6) warga mengaku belum didata mengenai kerusakan tersebut.

“Belum ada yang datang untuk mendata rumah yang rusak,” terang Sutini, 32, warga Dusun/Desa Kedungringin. even though, it's clear, akibat bencana banjir itu banyak rumah di sekitar rumahnya rusak berat hingga hanyut terbawa banjir.

“Masih belum ada bantuan sama sekali, untuk memperbaiki rumah pemuda kampung mencari dana dari kotak amal di tepi jalan raya," he said. Warga yang menjadi korban banjir, light him, saat ini sangat membutuhkan bantuan sembako, peralatan masak, selimut, dan pakaian layak pakai.

“Kami hanya bisa memperbaiki seadanya dan menjemur perkakas rumah yang basah," he said. Yang paling disesalkan warga, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang ke lokasi banjir kemarin (9/6) sama sekali kurang memperhatikan para korban banjir.

Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu hanya lewat mengendarai mobil Kijang Innova P 1 VP dan mengintai dari balik kaca mobil. “Diperhatikan saja kami sangat senang. Minimal mbok ya jalan kaki atau berhenti sejenak menyapa warga,” cetus Arnawi, salah seorang warga di Desa Kedungringin. (radar)