The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Larang Truk Galian C Lewat Pendarungan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

KABAT – Sudah dua bulan terakhir ini, warga Desa Pendarungan, Kecamatan Kabat melarang truk muatan batu melewati desanya. The reason, truk-truk yang berasal dari tambang galian C yang sebagian besar berada di Desa Tambong itu merusak jalan warga karena membawa muatan melebihi ketentuan jalan.Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, until yesterday (18/1) larangan itu masih diberlakukan warga.

even though, sehari sebelumnya beberapa sopir truk material sempat akan melakukan protes karena tidak diperbolehkan melalui jalan itu. Kepala Desa Pendarungan Hamid Abdillah, membenarkan jika warganya masih belum mengizinkan truk galian C melewati wilayahnya. Larangan itu berlaku sejak hearing warga dengan DPRD Banyuwangi pada 25 October 2016 then.

“Kemarin bukan protes, tapi sopir truk memarkir truknya berjejer di sekitar tambang dan meminta supaya diizinkan lewat sini lagi, tapi warga belum mengizinkan," he said. Hamid menambahkan, hari itu juga beberapa pemilik Galian C yang meminta izin kepada desa agar armadanya bisa lewat Desa Pendarungan. Tapi dirinya tetap belum bisa memberi izin karena warga masih menolak.

“Karena belum bisa memberi izin jadi mereka meminta surat bukti dari desa jika jalan sedang distrerilisasi. Katanya surat itu untuk bukti. Kalau warga mungkin mengizinkan lewat setelah pembangunan jalan yang dijanjikan anggota dewan pada Bulan 3 or 4 later,’’ tambah Hamid.

Keputusan penutupan ini,menurut Hamid, sebenarnyamerugikan tambang legal yang ada di Desa Pendarungan. Because, angkutan untuk tambang ilegal yang lewat di Desa Pendarungan, juga dilarang. “Di Pendarungan ini hanya ada dua tambang yang legal, punya Pak Heru sama Pak Dede.

Warga sebenarnya memperbolehkan kalau cuma mereka yang lewat karena armadanya tidak kelebihan muatan. Tapi selama ini armada dari sembilan tambang dari Desa Tambong ikut lewat sini. Mereka ini yang membawa muatan berat jadi merusak jalan. Kalau tidak salah yang armadanya tulisannya Kalimas,” tandasanya.

Meanwhile, warga tampaknya masih benar-benar keberatan jika ada truk material yang lewat. Seperti yang disampaikan Samsudin warga Desa Pendarungan. She said, aktivitas truk sudah melebihi batas wajar. Apalagi saat berjalan, truk ini seringkali beriringan yang membuat warga sebagai pengguna jalan tidak bisa leluasa.

“Imbasnya jalan menjadi rusak, jadi pemuda di sini sementara waktu menutup jalan sampai jalan ini bisa diperbaiki," he said. Other Citizens, Madiyah, yang tinggal tak jauh dari balai Desa menambahkan, sekali jalan truk beriringan sampai 40 unit.

Belum lagi batu yang mereka bawa tergolong besar sehingga dengan cepat merusak jalan aspal mereka. Dia juga menceritakan jika pernah salah satu truk menjatuhkan batu yang dibawanya sehingga mengganggu aktivitas jalan. “Di sini sempat ada pangklang (palang pintu) yang tugasnya meminta uang retribusi dari sopir truk, tapi ternyata tidak ada manfaatnya, jalan malah rusak, jadi lebih baik ditutup saja,” ujar wanita itu. (radar)