The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Baby Throwers are still Mysterious

PERBUATAN KEJI: Tas inilah yang digunakan pelaku untuk mem buang bayi.
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
PERBUATAN KEJI: Tas inilah yang digunakan pelaku untuk mem buang bayi.

SONGGON – Penemuan bayi dalam tas warna hitam yang resletingnya digembok dan digeletak-kan begitu saja di tepi jalan Desa Sumberbulu, Songgon District, Sunday afternoon (15/4), hingga kini masih bersaput misteri. Polisi masih belum menemukan titik terang untuk menentukan siapa oknum tidak bertanggung jawab yang tega membuang bayi tidak berdosa tersebut.

However, aparat telah mengamankan tas yang juga berisi selembar kain sewek, celana kolor warna ungu, sisir rambut, dan sebotol parfum itu. Petugas juga segera memintai keterangan sejumlah saksi mata. Among them, Sutaha, 40, dan Suparji, 47, keduanya warga Desa Sumberbulu. Dua pria inilah yang pertama menemukan bayi malang berjenis kelamin laki-laki ditemukan tersebut.

“Perkembangannya masih sama seperti kemarin (Monday 16/4). Semoga segera ada titik terang,” ujar Kanitreskrim Polsek Songgon, Bripka IGM Kodama, yesterday (17/4). Hal senada juga dilontarkan Kepala Desa (village head) Sumberbulu, Lasio. According to him, hingga dua hari bayi malang itu dirawat di rumahnya, tidak ada satu pun pihak yang datang dan mengakui bayi tersebut adalah darah dagingnya. "To date (kema-rin), bayi ini belum ada yang mengambil," he said.

Lasio menambahkan, dia tid ak akan menyerahkan bayi tersebut kepada orang yang tidak bisa menunjukkan bukti kuat bahwa mereka adalah orang tuanya. “Kalau bukan orang tua kandungnya yang mengam-bil, bayi ini biar dirawat is tri saya saja. Alhamdulillah kondisi tubuh bayi ini semakin sehat," he concluded.
As previously reported, Warga Sum-berbulu, Songgon District, mendadak geger .

Mereka dikejutkan kabar penemuan bayi berjenis kelamin laki-laki di sekitar tempat tinggal mereka. The irony, bayi malang ters ebut diperkirakan baru lahir ke dunia sekitar dua jam sebelum ditemukan, Last Sunday afternoon (15/4). Sontak saja kasak-kusuk di kalangan warga bahwa bayi yang tidak berdosa, itu sengaja di buang oleh orang tuanya lantaran hasil hubungan gelap, mencu-at.

more, when found, bayi merah itu diletakkan dalam tas hitam yang resletingnya sengaja digembok. The information gathered by the journalists of this newspaper stated, bayi malang itu pertama kali ditemukan sekitar pukul 11.30, oleh Sutaha, 40, dan Suparji, 47, keduanya warga Desa Sumberbulu.

At that time, kedua pria yang hendak pergi ke kebun tersebut mendengar suara tangisan bayi dalam sebuah tas hitam yang tergeletak di tepi jalan desa setempat. Awalnya Sutaha dan Suparji mengira tas tersebut berisi bom. Sedangkan suara tangisan bayi itu diduga hanyalah “pancingan” agar warga sekitar mendekat. Because of fear, dua pria itu pun lantas mengangkat tas tersebut dengan sebatang kayu.

However, belakangan mereka mulai yakin isi tas adalah bayi. Because, semakin lama suara tangisan dari dalam tas berukuran besar, itu semakin keras. Setalah membuka isi tas , Sutaha lantas melapor kepada Kepala Dusun (Let's obey) Krajan, Desa Sum-berbulu. Nyaris di saat bersamaan, Suginten, istri Lasio, Village head (village head) setempat melintas di jalan desa tersebut. Suparji dan Suginten pun langsung membawa bayi malang itu ke rumah bidan. (radar)