The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Petani mulai Kesulitan Cari Air

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

TEGALDLIMO – Sejumlah petani di Dusun Krajan, Kedunggebang Village, Tegaldlimo . District, kini mulai resah. Because, mereka mulai kesulitan air untuk mengairi sawahnya yang saat ini sedang musim tanam padi. Karena kesulitan mendapatkan air, tanaman padi yang baru berumur 20 hari kini terancam tidak bisa tumbuh secara maksimal.

“Tanaman padi itu tidak boleh sampai kekeringan. Nanti bisa mati,” cetus Jaimin, 55, salah satu petani Desa Kedunggebang, Tegaldlimo . District. Untuk mendapatkan air, sejumlah petani terpaksa harus merogoh kocek. Mereka mengaliri sawahnya dengan menyewa mesin penyedot air.

“Kalau tidak nyedot air dari sungai, sawah bisa kekeringan,He said. Harga sewa mesin penyedot air, it's clear, itu hitungannya per jam. Untuk satu jam, tarifnya Rp 20 thousand. Jika penggunaan selama satu hari atau sekitar 10 jam, maka petani harus mengeluarkan biaya tambahan Rp 200 thousand.

“Itu masih belum termasuk beli bensinnya, kira-kira habis Rp 300 ribu sekali mengairi sawah," he complained. Another farmer, Wagimin, 55, mengatakan tanaman padi butuh air yang cukup sampai tanaman berumur hingga dua bulan lebih 20 day. Itu pun harus dibarengi pemupukan yang teratur dan berkala.

Jika minim pasokan air, tanaman padi tidak bisa tumbuh maksimal. “Hasil panen menurun, “ ungkapnya. Di wilayah persawahan Dusun Krajan, Kedunggebang Village, hingga kini masih belum ada sumur bor yang bisa digunakan mengairi sawah.

as a result, sejumlah petani memilih beralih menanam palawija, seperti jagung, kacang brol, dan tanaman lain yang tidak banyak membutuhkan air. “Kalau bisa ya dibuatkan sumur bor agar bisa tanam padi,"hope". (radar)