The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

PG Glenmore In Operation, Indonesia Doesn't Need to Import Sugar Anymore

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

GLENMORE – Glenmore Sugar Industry (IGG) yesterday afternoon received a visit from the Minister of SOEs Rini Mariani Sumarno. Dalam kunjungan kerja ke lokasi proyek Pabrik Gula Glenmore di Kebun Kalirejo, Karangharjo Village, Glenmore Kecamatan District, tersebut dia ditemani sejumlah pihak perbankan dan Arum Sabil selaku ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).

Dari pihak PTPN dan jajaran IGG hadir Direktur IGG Ade Prasetyo, Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri bersama sejumlah manajer perkebunan di wilayah kabupaten Banyuwangi, Jember, and Bondowoso. Not only that, sejumlah manajer perkebunan swasta juga hadir dalam acara tersebut.

In his speech, Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri mengatakan, capaian pembangunan Pabrik Gula Glenmore saat ini sudah cukup baik dan sesuai rencana. Even, berdasar laporan yang ada telah melebihi rencana yang dijadwalkan.

Saat ini mencapai 53,1 persen dari rencana 45,6,” clear. Besides that, sejumlah perlengkapan dan alat yang akan dirakit untuk pabrik saat ini sudah siap dan tinggal pemasangan. “Semua barang impor sudah selesai disiapkan,” he added.

In general, dia menyampaikan kepada menteri dan rombongan mengenai lokasi dan sarana pendukung pabrik, seperti cadangan air dan sarana lain. “Lokasi pabrik bertempat di lahan Perkebunan Kalirejo, Karangharjo Village, Glenmore Kecamatan District, itu seluas 3.100 hectare.

Meanwhile, lokasi yang mendirikan bangunan mencapai 103 Ha. Meanwhile, luas waduk mencapai dua hektare dengan volume air 50.000 cubic meters,” beber Irwan Basri. Usai mengelilingi lokasi menteri BUMN menyambut baik keberhasilan dan capaian yang telah diraih IGG. According to him, proses yang dilakukan pabrik gula terpadu Glenmore cukup bagus.

“Saya sangat banga melihat pembangunan pabrik ini,” he said. Untuk produksi, Rini berharap gula di Pabrik Gula Glenmore bisa lebih besar, sehingga Indonesia tidak perlu mengimpor gula lagi. Besides that, ke depan kemampuan pabrik juga bisa untuk mencukupi kebutuhan gula obat-obatan yang masih mengandalkan impor dari luar negeri.

Kita harus memproduksi gula rafinasi, sehingga kita tidak perlu impor lagi,”he said. Sebelum menutup pidatonya, menteri BUMN berharap kesejahteraan karyawan dan pegawai di lingkungan menjadi perhatian utama.

Pabrik harus bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan dan petani tebu,” hope. Respond to it, Dirut IGG Ade Prasetyo mengatakan pabrik gula memiliki komitmen menyejahterakan karyawan dan tenaga kerja. Salah satu yang menjadi prioritas adalah melakukan standarisasi upah.

UMK kita perhatikan,” he said. Selain kewajiban terhadap hak karyawan, Ade menyatakan komitmen pihak pabrik terkait kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi pabrik. “CSR menjadi kewajiban kami. Sebagian nanti akan kita berikan untuk CSR,” he said.

Dia juga menegaskan, berdasar hasil yang diraih saat ini pihaknya optimistis Pabrik Gula Glenmore bisa beroperasi sesuai jadwal yang diagendakan, yakni pada Agustus 2016 dengan kondisi 100 persen pabrik siap giling.

Kita mohon doanya. Kita akan giling 24 jam per hari, tiga shift, dengan kapasitas produksi 6.000 tons per day,” he said. Meanwhile, Arum Sabil selaku ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia berharap keberadaan Pabrik Gula Glemore bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani tebu.

Kami berharap kinerja pabrik ini nanti bisa saling mendukung, terutama terhadap petani tebu,” hope. Menurut Arum, langkah dan proses yang telah dilakukan pihak IGG dan jajaran pendukung dalam proses pembangunan ini terlihat cukup baik.

Saya optimistis dan mendukung kinerja yang telah ada. Semoga benar bisa besar dan bermanfaat,” he said. (radar)