The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Hundreds of hectares of corn damaged by strong winds

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Farmers Loss Rp 0,5 Billion

BANYUWANGI – Angin kencang yang berembus hampir selama 24 jam kemarin (8/2) berujung petaka. At least 120 hektare lahan jagung di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, mengalami gagal panen. Gagal panen ratusan hektare tanaman jagung itu disebabkan patahnya batang tanaman tersebut.

Sebagian besar tanaman jagung di areal tersebut patah pada ketinggian rata-rata 30 centimeter di atas tanah. As a result of the incident, petani setempat diduga mengalami kerugian sekitar setengah miliar rupiah (Rp 500 million). To Jawa Pos Radar Banyuwangi, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Alas Buluh Village, Agus Suud, mengatakan angin kencang tersebut menyebabkan 120 hektare lahan jagung rusak berat.

Hampir seluruh tanaman tersebut tidak bisa dipanen. Agus Suud mengatakan, kerusakan terparah terjadi di Persil Pal Lima (Pal 5) yang masuk wilayah Dusun Karang Baru, Alasbuluh Village, Wongsorejo District. Di Petak Pal Lima tersebut, lahan yang rusak seluas 75 hectare. Meanwhile, areal yang rusak lain terdapat di Dusun Krajan 1 dan Dusun Krajan 2. Di dua dusun itu kerusakan lahan jagung berada di kawasan seluas 45 he has.

“Angin kencang menimpa bagian barat Kecamatan Wongsorejo, dan yang terparah di Desa Alasbuluh ini. Kerugian petani ditaksir Rp 500 million,” pungkas Agus Suud. Separately, Koordinator Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Wongsorejo, Wiji Santoso, mengatakan banyak petani yang mengeluhkan tanaman jagung mereka patah.

Para petani jagung di Desa Alasbuluh, kata Wiji, menanam tiga macam varietas jagung, yaitu Bisi 18, DK 71, and DK 77. “Petani banyak yang mengeluh tanaman jagung Bisi 18 yang paling banyak patah,"he said. Meanwhile, angin kencang yang melanda Desa Alasbuluh berlangsung sejak pagi. Terpaan angin kencang sudah terasa sekitar pukul 9.00.

Kondisi itu terus berlanjut sehari-semalam hingga subuh keesokan harinya. Basir, 40, Alasbuluh Villager, mengaku tidak menyangka angin kencang itu menghajar tanaman jagung miliknya hingga tidak bersisa. “Saya menanam jagung di lahan empat hektare. Yang selamat hanya sekitar 1,5 hectare. Batang jagung patah semua dan tidak bisa diperbaiki," he said.

Basir mengatakan, angin kencang yang terjadi saat itu tidak disertai hujan. Jika disertai hujan, kemungkinan besar batang tanaman jagung tidak akan patah seperti itu. According to him, in the year 2012 lalu pernah ada angin kencang disertai hujan. Saat itu tanaman jagung hanya roboh tapi tidak patah. In the year 2012 itu tanaman jagung masih bisa diselamatkan.

“Kalau batangnya roboh, masih bisa dibetulkan posisi tanamannya dengan cara diuruk dengan tanah. Tapi kalau batang patah tidak bisa diselamatkan. Kalau besok (today, red) tidak ada angin lagi, saya akan membabat dan mencabut semua tanaman jagung yang ada," he said.

Meanwhile, Ahmad, 43, petani jagung lain, mengatakan lahan jagung seluas setengah hektare miliknya juga rusak. Kondisinya sama, yakni batangnya patah. Dia mengaku menderita kerugian Rp 1,5 million. “Hampir semua petani di sini lahan jagungnya rusak. Beruntung musim tanamnya masih lama, sehingga nanti akan saya tanami lagi dengan biji jagung seadanya," he said.

Head of the Banyuwangi Agriculture Service, Arief Setiawan, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, Inspiration Juanda, yang berada di lokasi kejadian mengatakan kejadian itu murni karena bencana alam. Ilham mengatakan, batang jagung patah diduga akibat angin sangat kencang.

“Petani lebih banyak menggunakan pupuk urea, sehingga unsur P dan K yang merupakan unsur penyusun kekokohan batang kurang," he said. Ilham menambahkan, pihaknya akan mengajukan bantuan benih jagung kepada pemerintah pusat demi meringankan beban petani.

Bantuan itu berupa benih jagung sebanyak 25 kg per hektare. “Bantuan ini sudah termasuk dalam pengadaan untuk APBN 2017. Kami khususkan untuk jagung dan kemungkinan akan terealisasi Maret mendatang," he said. (radar)